Commissioning apaan sih?
Commissioning: diambil dari kata dasar bahasa inggris: Commission yang artinya adalah menjalankan aktivitas pra-produksi dari suatu pabrik kimia.
Selesai masa konstruksi dan sebelum pabrik beroperasi start-up, pabrik harus melalui proses commissioning. Masa ini adalah masa di mana semua peralatan dites, baik secara fungsinya maupun ketahanan nya terhadap air, dan udara.
Penjelasan yang kaku, mari kita bahas secara praktis di lapangan.
Commissioning, adalah masa masa yang paling menyebalkan sekaligus paling memberikan ilmu. Masa ini adalah masa di mana pabrik banyak mengalami masalah, terdapat hal-hal yang di luar dugaan, dan hal yang tidak pernah kita rencanakan.
Kali ini aku akan menceritakan apa saja yang diperlukan saat commissioning dan mengapa hal tersebut sangat diperlukan
- Kenapa sih perlu banget commissioning?
- Tahapan melakukan commissioning
- Instalasi Peralatan utama, instrument pendukung, dan aksesori peralatan
- Tes fungsional valve aktuator dan manual
- Hidrotest / Test kebocoran dengan air
- Pengecekan fungsional Level Switch, Level Transmitter, dan Loadcell dengan air
- Pengetesan flow switch, putaran mixer, putaran pompa, test sirkulasi, dan test transfer fluida air dalam commisisoning
- Test Fungsional Flow Transmitter dan Flow Quantifier
- Pengetesan tekan dengan udara kompresor dan test kevacuuman
- Uji fungsi Temperature Pressure Transmitter (PT), Pressure Switch
- Pengetesan pemanasan untuk kolom distilasi, evaporasi, dan reaktor dengan air
- Cek fungsional Temperature Transmitter (TT), dan Temperature switch peralatan commissioning
- Test program SCADA dengan manual mode, automatic mode, dan test interlock dalam commissioning
Kenapa sih perlu banget commissioning?
Karena, commissioning berguna untuk menentukan cara terbaik untuk mencapai target produksi yang diharapkan baik secara Rendemen maupun Lead time. Sehingga ketika pabrik sudah “lepas landas” dalam hal ini, proses sudah diberikan kepada Shift Supervisor dan operator, pabrik bisa berjalan dengan normal, lancar, dan tentunya mencapai target yang diharapkan
Bahasa gampangnya, commissioning memberikan peta masalah dan solusi secara utuh kepada personel yang mengoperasikannya.
Bayangkan, kalau kamu punya pabrik baru, dan langsung dioperasikan oleh personnel produksi tanpa pengalaman, tanpa pengetahuan, dan tanpa dasar serta Engineering Judgement yang tepat. Pasti operator yang melaksanakan akan kebingungan, tidak memiliki dasar, dan yang paling parah ketika terjadi masalah… tidak ada yang bisa memberikan petunjuk penyelesaian.
Tahapan melakukan commissioning
Habis mengetahui pentingnya melakukan commisisoning, selanjutnya kita perlu mengenali cara-cara / langkah tahapan untuk melakukan commissioning.
Instalasi Peralatan utama, instrument pendukung, dan aksesori peralatan
Ketika kita membeli peralatan, kita bisa mendapatkan satu buah alat utama (misalkan tangki penyimpanan, menara distilasi, atau reaktor), atau satu set peralatan utama lengkap dengan aksesorinya (pipa, valve, dan instrument di dalamnya).
Untuk memastikan apakah peralatan tersebut sudah sesuai atau belum, milikilah P and ID dari proses yang akan dijalankan. Dari sana buatlah daftar yang sistematis mengenai seluruh:
- Nozzle dan jalur yang tersambung pada peralatan ini!
- Valve (Manual dan Pneumatic / Control valve) yang digunakan pada peralatan ini
- Instrument yang digunakan pada peralatan ini
- Aksesori atau kebutuhan khusus yang dimiliki alat ini (Coil, Jacket, Strainer, Flexible pipe, Isolator)
Setelah semua list didaftar, saatnya melakukan pengecekan di lapangan berdasar daftar yang dibuat. Apabila sudah terpasang, daftar tersebut bisa diceklis, dan apabila belum daftar tersebut bisa dituliskan: mengapa belum dipasang / tidak jadi dipasang.
Pada saat ini, penting bagi Commissioning Engineer untuk dapat berkoordinasi dengan baik ke tim MEP (Mechanical, Electrical and Plumbing) dan installasi, serta kepada Project Engineer yang menggambar P and ID. Dalam pelaksanaannya, akan ada banyak perubahan dan revisi, sehingga penting banget biar kita bisa menjadi pihak yang menengahi semuanya, dan memberikan alternatif solusi terbaik.
Masa instalasi ini juga tergantung Waktu dan Biaya, sehingga penting adanya mengkonsultasikan semua biaya kepada Project Manager / Engineer, sehingga semua proses Commissioning tetap on budget dan on schedule.
Misalkan, ada revisi jalur pipa agar mudah dan nyaman untuk diakses serta digunakan. Namun, tim MEP perlu membeli pipa tambahan dan perlu pengelasan tambahan. Hal ini tentu saja membutuhkan waktu dan biaya tambahan. Juga perlu dipikirkan dengan timeline project, apakah sekiranya commissioning memerlukan jam kerja ekstra (lembur)? Jika ya, tentu biaya lembur akan perlu dibayarkan kepada personnel project.
Bila sudah selesai pemasangan, hal ini bisa dicoba:
Tes fungsional valve aktuator dan manual
Di sini adalah saat saat yang menjemukan sekaligus melelahkan. Karena ada puluhan bahkan ratusan valve yang terdapat di unit proses yang akan di-commissioning.
Semua valve tersebut harus dicoba dan harus dioperasikan. Akan lebih baik jika pihak Operator dilibatkan pada masa percobaan valve ini.
Bayangkan kita tidak mencoba valve-valve produksi, dan saat kita dikejar-kejar untuk segera produksi, ada satu valve yang tidak bisa dibuka, dan sudah telanjur diisi oleh cairan. Tentu semuanya akan sangat repot.
Atau bayangkan saja, jika valve-valve yang di-desain tidak bisa diakses karena ketinggian, kependekan, atau posisinya sangat tidak ergonomis untuk pengoperasian. Tentu pihak operator akan mencak-mencak sambil bersungut-sungut ketika mereka disuruh mengoperasikan valve tersebut.
Semua valve yang sudah dicoba, dan berhasil , perlu dicatat sebagai OK. Dan valve yang tidak bisa dicoba atau sulit dioperasikan, ditandai sebagai Not OK atau bermasalah. Di sinilah pihak MEP ikut memikirkan solusi dari masalah tersebut dan membuat valve-valve tersebut bisa dan lebih mudah dioperasikan.
Beberapa saran terhadap valve-valve yang sulit dioperasikan:
- Valve diberi tambahan packing / gasket sehingga mudah untuk dibuka dan ditutup
- Valve diberi vaselin / lube oil sehingga licin saat dioperasikan
- Baut baut dikendorkan seperlunya
Beberapa saran terhadap valve-valve yang sulit dijangkau karena ketinggian:
- Penambahan tangga akses portabel / fixed, sehingga valve bisa dijangkau
- Pemasangan skywalk/platform untuk beberapa valve yang berjajar di tempat yang tinggi
- Instalasi Extender handwheel sehingga valve bisa diakses dari lantai bawah
Catatan untuk valve aktuator pneumatic:
Valve pneumatic dioperasikan dengan angin. Pastikan pada tekanan angin yang seminimal mungkin, valve bisa tetap membuka. Sehingga ketika tekanan udara jatuh, valve tetap bisa dioperasikan. Selalu test valve-valve bersamaan, sehingga kita tahu jumlah udara yang digunakan pada saat pengoperasian akan selalu tercukupi ketika satu plant membutuhkan udara tekan.
Bila perlu, pasang kompresor tambahan, agar ketika satu kompresor bermasalah, valve masih bisa dioperasikan. Atau ketika tekanan udara kurang, valve tetap bisa dioperasikan.
Hidrotest / Test kebocoran dengan air
Sebelumnya mari kita bertanya dalam hati. Apakah aku yakin bahwa peralatan ini sudah tahan tekanan air dan bebas dari potensi bocor?
Keyakinan itu tentu saja bisa dikuatkan dengan data test dari vendor penyedia peralatan. Namun, itu hanya jika semua flange, jalur, dan aksesori ditutup rapat.
Sekarang, coba bayangkan. Untuk peralatan yang sudah dicoba valvenya, dipasang instrument nya, ditambahi aksesori dan mengalami buka-tutup berulang kali, apakah kalian yakin peralatan itu bebas kebocoran?
Untuk bisa menjawabnya, kita harus melakukan pengisian air. Saat ini kita perlu menguji ketahanan alat apabila diisi dengan air hingga penuh, 50%, atau bahkan hanya 30%. Ini semua tergantung suplai air saat commissioning. Dan ini semua tergantung kapasitas alat. Apabila tangki 100 metrik ton, tentu tidak kita isi dengan tangki sebesar 100 metrik ton, melainkan bisa kita test dengan udara atau air secukupnya.
Tentu saja, pengisian air ini masih ada kaitannya dengan tahap berikutnya, yaitu
Pengecekan fungsional Level Switch, Level Transmitter, dan Loadcell dengan air
Bagaimana kita tahu bahwa skala level yang terbaca pada alat, sudah sama dengan ketinggian cairan di dalam?
Bagaimana kita tahu bahwa Level Switch sudah bekerja?
dan bagaimana kita tahu apakah cairan 1 ton sudah sama dengan bacaan yang tertera pada loadcell?
Semua itu bisa dijawab dengan kalibrasi. Disinilah kita menguji keakuratan alat ukur dan keandalannya. Adapun cairan yang digunakan untuk hidrotest, bisa dilakukan untuk menguji Level Transmitter.
Level terukur di lapangan, kita bandingkan dengan bacaan % dari Level transmitter. Biasanya, level transmitter memiliki beberapa algoritma seperti tekanan hidrostatis, ataupun differential pressure.
Validasi dan verifikasi instrumen juga perlu dilakukan
- Verifikasi yaitu dengan cara dan langkah yang benar, seperti pengisian air, pengesetan mode alat,
- Validasi yaitu memastikan angka yang dihasilkan sudah sama dengan target.
Pengetesan flow switch, putaran mixer, putaran pompa, test sirkulasi, dan test transfer fluida air dalam commisisoning
Setelah cairan dalam tangki sudah digunakan untuk pengetesan, flow switch perlu ditest pada masing-masing pompa. Pompa bisa dijalankan, untuk sirkulasi internal ke dalam tangki
Jangan lupa untuk memberi lube oil dan memastikan aksesori pompa sudah komplit.
Setelah itu, mixer juga perlu dilakukan test putaran. APabila mixer menggunakan VSD, sangat penting untuk mengecek speed (rpm) dengan % settingan mixer.
Sesudah semuanya diperiksa, waktunya dilakukan testing transfer fluida air.
Test Fungsional Flow Transmitter dan Flow Quantifier
Setelah melakukan pengetesan putaran pompa, putaran mixer, waktunya melakukan pengetesan dari segi flow transmitter dan flow quantifier.
Apakah benar secara flowrate, dalam 1 jam, terdapat 1000 kg cairan yang ditransfer? Hal ini bisa dilakukan dengan membandingkan selisih level tangki, massa cairan, dan bacaan quantifier. Ini semua perlu dilakukan dengan terstruktur sehingga bacaan flow dapat dipastikan terukur dengan baik.
Pengetesan tekan dengan udara kompresor dan test kevacuuman
Peralatan yang sudah diisi air, dikosongkan, selanjutnya ditest dengan udara tekan. Hal ini untuk memastikan, tidak ada kebocoran (Baik itu tipis maupun kecil) dalam bejana tekan. Ini kaitannya dengan prosedur keselamatan kerja, agar tidak terbentuk flammable atmosphere maupun potensi ledakan dan kebakaran.
Setelah itu, kita perlu melakukan test vacuum. Apakah benar alat yang dipasang mampu mendapatkan tekanan vacuum yang kita inginkan? Berikut caranya melakukan test vacuum.
- Tutup semua jalur, flange, yang berhubungan ke atmosfer
- Start vacuum pump
- Jalankan sampai sejauh mana valve bisa memvacuumkan
- Stop vacuum dan isolasi sistim dari atmosfer
- Tunggu hingga 4 jam, apakah terjadi penurunan tekanan yang signifikan?
Di sini sangat penting untuk mencatat kevacuuman alat dari waktu ke waktu. Baik saat memvacuumkan atau menahan vacuum. Penting untuk membuat suatu rekap, bagaimana kevacuuman bisa tercapai secepat mungkin.
Dalam test vacuum, pastikan agar vessel kering, bebas air, dan segala bentuk kebocoran sudah dikencangkan dengan tepat. Gunakan sabun untuk memeriksa bagian-bagian yang mengalami kebocoran, sehingga alat dapat beroperasi dengan baik.
Uji fungsi Temperature Pressure Transmitter (PT), Pressure Switch
Dalam upaya melakukan operasi “tekan” dan “vacuum”, jangan lupa untuk memvalidasi tekanan. Pastikan agar tekanan dalam skala analog sama dengan digital. Pastikan kelogisan alat bahwa tekanan di top, bottom, dan middle sudah sesuai dengan gradien tekanan.
Bila perlu, juga dicoba semua interlock yang menggunakan tekanan.
Pengetesan pemanasan untuk kolom distilasi, evaporasi, dan reaktor dengan air
Bagian ini memerlukan utilitas : High pressure steam dan Low pressure steam. Maka dari itu, semua jalur utilitas harus sudah siap, begitu pula condenser dan pendingin.
Pemanasan dilakukan secara manual, serta waktu pemanasan bisa dicatat.
Cek fungsional Temperature Transmitter (TT), dan Temperature switch peralatan commissioning
Jangan lupa untuk memvalidasi temperature transmitter, temperature switch, dan bila perlu semua interlock yang berkaitan. Pastikan bahwa suhu terbaca dengan di thermocouple sudah sesuai.
Jangan lupa untuk mengamati pola heating yang dibentuk oleh alat.
Test program SCADA dengan manual mode, automatic mode, dan test interlock dalam commissioning
Semua program scada yang dibuat wajib dicoba baik secara manual mode, automatic mode, dan pastinya semua interlock yang disiapkan, juga ikut dicoba.
Pastikan untuk melakukan “dummy test” dan bila perlu “real test” sebanyak 2x, karena bisa jadi saat test pertama, terdapat kekeliruan atau potensi yang belum diketahui.
Itu tadi adalah Semua yang harus teman-teman tahu tentang Commissioning Part 1.
Selanjutnya, bagaimana agar pabrik yang sudah berfungsi 100%, bisa siap Produksi dengan standar-standar proses yang sudah disiapkan. Tentu saja, selain melibatkan pengalaman, juga melibatkan jam terbang dan pengetahuan yang sangat banyak.
Stay tuned…