Di saat rasa kesepian tak tertahankan
Di saat itulah pacar sewaan mengambil peran
Rental GF / GF rent / pacar sewaan, adalah fenomena menarik jagat maya Negara Kesatuan Republik Internet.
Pacar sewaan. Hal baru tapi lama.
Baru viralnya, lama bisnisnya.
Bagaimana tidak viral, salah satu akun drama keributan menimbulkan pro-kontra di Twitter.
Terlepas dari drama tersebut, aku akan berbagi sedikit buah pikiran.
Sa, hajimemasyou ka?
Pacar Sewa Sebagai Bisnis
# Pasar #
Bisnis ini punya pasar yang jelas: pria / wanita single atau jomblo yang merasa kesepian.
Dari jumlah talent, bukti screenshot dan foto kencan, permintaan akan pacar sewa ini lebih banyak dari kaum pria. GF rent menjadi solusi praktis para pejuang cinta tuna asmara.
# Sustainability #
Selama manusia lajang masih ada di permukaan bumi ini, bisnis ini akan jalan terus.
Di dunia yang serba cepat dan serba demanding ini, yang namanya pasangan hidup pasti dibutuhkan. Mau setinggi apapun jabatan, kekayaan, status, kalau kesepian pasti butuh pasangan.
# Pricing / Harga #
Tanpa menghitung biaya transportasi dan biaya ekstra untuk makan, nonton, dan karaokean, berpacaran dengan harga yang affordable dan reasonable bisa mengusir rasa sepimu.
Bayangkan saja, secara online maupun offline, kamu bisa ajak talent idaman kamu untuk dipacari dalam batasan waktu tertentu.
# Kepuasan Pelanggan #
Dalam mencari dan mempertahankan pelanggan, bisnis ini menjadi salah satu yang terdepan. Testimoni pelanggan memberikan rating sangat baik.
Sudah begitu ditampilkan dengan design yang menarik dan estetik.
Peluang repeat order meningkat, pelanggan barupun terpikat.
Tak terbayangkan berapa gross revenue yang bisa didapat. Luar biasa hebat!
# Regulasi #
Bisnis ini memiliki risiko tinggi apabila tidak dimitigasi. Oleh karenanya semua talent maupun client wajib single. ‘Kan bahaya apabila sang client punya pasangan yang tiba-tiba datang untuk menyerang dan menghancurkan nama baik agensi.
Selain itu, orang yang berpotensi melakukan pelecehan seksual dapat merusak bisnis ini juga.
Maka ada yang namanya aturan kencan bagi si client. Hal ini menghindarkan bahaya tersebut terjadi.
8 Mitos vs Fakta dari Bisnis GF rent
# Rental GF bukan OPEN BO #
Mitos : Pacar sewaan sama aja kayak open BO
Fakta : peran, pasar, dan jasa mereka berdua berbeda.
Meskipun GF rent memiliki jadwal khusus untuk kencan, tetapi mereka bukan seperti pekerja seks yang pindah-pindah hotel bahkan kota demi mendapatkan client.
Para GF rent talent tidak memuaskan hasrat seks, mereka hanya menjadi obat hati para insan yang lara dan hampa.
# Selalu ‘perjalanan dinas’ tanpa reimburse #
Mitos: Jadi pacar sewaan enak, jalan-jalan mulu.
Fakta: Tak selalu jalan bareng itu indah. Bisa jadi banyak fenomena aneh dari si client saat jalan bareng.
Apalagi kalo ketemu client yang energy draining, mungkin sang talent harus siap-siap energi yang banyak. Belum lagi kalau client punya fetish tertentu.
# Kesehatan Mental Talent GF Rent Jadi Taruhan #
Mitos: Enak ya, chat doang dibayar
Fakta: Ya kalo yang diajak chat bener-bener bisa menerima kondisi mereka putus sesudah kontrak selesai.
Mungkin gak banyak, hanya sekitar 20% saja yang problematik. Tetapi bayangkan bila client punya permintaan yang aneh-aneh saat kencan.
# Siapa Bilang Ga Bikin Baper #
Mitos: Kan ini bayaran dan dibatasi durasi, ga bikin baper dong
Fakta: bila kecocokan terjadi dari kedua belah pihak, tetap saja kemungkinan rasa tumbuh tetap ada.
Terlepas dari profesionalitas yang mereka jalani, para Talent GF hanyalah manusia biasa.
Mereka juga bisa merasakan benih asmara dari sang client.
Afeksi dalam bentuk apapun: mulai dari chat ataupun mengirim makanan, bisa membuat luluh siapa saja meskipun itu bagian dari profesi mereka.
# Bukan Buat Kaum no Life#
Mitos: “Orang kaya gak pesan GF rent, orang wibu no life, introvert yang mesen”
Fakta: Pekerja menengah ke atas, bahkan CEO sekalipun bisa menyewa jasa rental GF ini.
Bisnis ini mendatangkan uang bagi para talent nya namun mengorbankan energi dan waktu mereka.
Sebaliknya, bisnis ini menguras banyak uang bagi para client. Jadi hampir tidak ada orang yang “gak modal” yang menjadi client dari bisnis ini.
# Pasar Luas, Order Tanpa Batas #
Mitos: bisnis kayak gini seasonal dan booming sesaat.
Fakta: Dengan kapasitas pasar yang besar dan penyedia jasa yang masih minim, bisnis ini masih bisa berkembang untuk masa yang akan datang.
Bahkan ordernya sampai tumpah-tumpah.
# Ini Pacaran bukan Paksaan #
Mitos : jadi rental GF terpaksa dan tidak menyenangkan
Fakta: Mutia said, “Aku akan jalanin terus dan jadiin ini hobby”
Bayangkan, pacaran jadi sumber kesenangan.
Buat mereka yang benci drama, berpacaran dengan pacar sewa tentunya akan mengisi jiwa mereka secara utuh.
Bagi mereka yang tidak mau berurusan dengan pertengkaran, merasa sepi dalam hubungan, atau cinta bertepuk sebelah tangan, kurasa ini bisa jadi solusi temporer.
# Sumber Pemasukan Sekunder #
Mitos: Pacar Sewa adalah Pekerjaan Utama talent
Fakta: para talent juga punya pekerjaan utama, dan tidak ada yang dikorbankan.
Fenomena GF rent adalah ladang uang bagi para talent. Tapi bukan satu-satunya sumber mata air.
Penutup
Zaman semakin maju, apa-apa sekarang bisa diduitin. Dulu mulai dari biro jodoh di koran, aplikasi kencan online, hingga jasa pacar sewa. Mengobati rasa kesepian bisa dirupiahkan.
Kalo mau pesan minimal ada duitnya dulu, dan jangan lupa… minimal mandi dulu (#eh)
Hati-hati, bila tren memakai jasa pacar sewa meningkat, maka aplikasi kencan online bisa terdisrupsi.
Apalagi banyak limitasi yang diberikan dari aplikasi kencan. Seperti Tinder Super Like, Tinder Plus, Coffee Beans dari Coffee Meets Bagel
Sementara pacar sewa memberimu kemudahan untuk merasakan sensasi berpacaran, dalam hitungan jam, hari, bulan.
Terlepas dari apa yang temen-temen talent lalui, setidaknya mereka bahagia. Dan membahagiakan orang lain itu boleh, kan?
Tidak ada yang salah dari talent rental GF, sebagai bisnis maupun sebagai solusi masalah dunia yang serba fast-moving, demanding, dan pressuring ini.
Tidak ada yang salah bagi para clien trental GF, mereka cuma butuh dicintai sepenuh hati.
Bagiku, GF rent membantu menyelesaikan masalah para jomblowan / wati. Masalah hanya akan muncul apabila aturan tadi tidak ditegakkan.
GF rent juga akan menjadi masalah bagi client apabila:
- Client memaksa hubungan lanjut ke tahap serius. Misal: meminta untuk jadi pasangan hidup selamanya, dan marah ketika kontrak selesai.
- Ketergantungan.
Terjebak adiksi dalam ruang cinta semu, maka dompetmu hanya sisa dua ribu (bisa kosong melompong malah kalo buat bayar parkir) - Bukan solusi akar masalah, apabila client tak sadar akan tugas utama client di dunia ini. Solusi temporer itu hanya membuat client lupa, bukan berarti bisa terus-terusan bergantung.
GF rent tetap bisa menjadi solusi client yang tepat. Bahkan ada yang menemukan solusi dari pekerjaan, asmara, maupun masalah hidup.
Kalau kamu siap, @kumikorental lagi buka lowongan.
(HEH ini bukan berarti aku ngejilat agensi ya wkwk… aku hanya ingin bantu rezekinya orang lain)
Untuk para kaum tuna asmara, daripada menggunakan uang untuk “jajan sembarangan”, silakan isi masa lajang kalian (termasuk aku juga deng) dengan GF rent.
Pacaran dengan pacar sewa itu jauh lebih sehat dibandingkan OPEN BO. Asal dompet sehat, tidak masalah.
Kalau kamu, kaum tuna asmara merasa kesepian lagi setelah jam sewa habis, jangan salahkan aku maupun talent yang kamu sewa.
Ingat, cintamu dengan pacar sewa penuh pengorbanan. Maka jalankan tanpa keterpaksaan, niscaya kamu temukan kesenangan.
Harapan
Belum banyak yang bisa kuceritakan, wahai kawan. Karena kisah cintaku juga penuh perjuangan.
Wkwk.
Akupun belum pernah pesan juga dan masih menjadi pengamat bisnis ini dari kejauhan.
Semoga temen-temen yang menjadi client dan talent GF rent tetap bisa menemukan ruang-ruang bahagia, di dunia yang kejam ini.
Credits to: @gyozaruby dan @kumikorental yang setiap hari mewarnai timelineku.