Di ambang keputusasaan (despair)

Cerita ini bermula tiga bulan lalu. Saat itu aku “ditekan” oleh management untuk naik kapasitas, di sinilah aku mulai berada di ambang keputusasaan.

[Warning: TRIGGER CONTENT.] Pada ambang keputusasaan, di sinilah aku bercerita di detik-detik terakhir hidupku. Sebelum kukatakan: selamat tinggal dunia.



Inikah akhir dari paragraf?
Jika ya maka terima kasih atas waktu dan kesempatan Anda yang sia-sia. Terima kasih sudah mau membaca.


Tentu saja tidak bung!
Aku masih hidup dengan semangat yang baru, tanpa adanya keputusasaan. Aku hanya butuh istirahat sesaat untuk menyadari bahwa aku telah berusaha keras. Buktinya aku masih standby dan masih bertahan di sini.

Cerita ini bermula tiga bulan lalu, di saat aku sedang mendapatkan tekanan management. Saat aku “memegang” tugas dan tanggung jawab untuk naik kapasitas 6 batch per hari, di sinilah aku mulai berada di ambang keputusasaan.

Aku sempat berpikir, apa aku mati saja?
Rupanya tidak begitu caranya,
aku masih bisa hidup dan bergerak. Aku harus berjuang, aku harus menyelesaikan tugas ini sampai akhir.

Tidak tahu, akhir apa yang menantiku: apakah neraka panjang yang tak berkesudahan atau akhir yang bahagia. Yang jelas, aku harus berjuang hingga akhir.

Berjuang, bergulat, guling-gulingan, berperang, sampai aku mendapatkan hasilnya.

Kenaikan kapasitas: 6 batch diawali dari permintaan pasar, dan tugas dari manajemen. Kita harus bisa memenuhi kapasitas pasar. Kita masih harus berjuang untuk menurunkan biaya produksi sekaligus meningkatkan produktivitas dari pabrik tua ini.

Awalnya aku yakin, aku bisa, aku bisa, aku bisa.
Hingga di suatu titik kehidupan aku gagal.
Dan aku tidak mendapat apa yang aku harapkan.
Dan depresi adalah temanku.

Aku sampai tidak punya semangat untuk berjuang.
Dan aku kehilangan motivasi ke kantor.

Kegagalan adalah teman, sampai kamu terbiasa dengannya.
Dan kini, aku sedang membiasakan diriku.

Di sini, aku mengingat kembali tujuanku masuk perusahaan untuk apa. Untuk berdampak, untuk memberikan pengaruh, dan untuk menunjukkan eksistensi keberadaanku. Aku harus ada, aku harus bangkit, dan aku harus menunjukkan antusiasmeku.

Batch demi-batch berlalu.
Kecepatan produksi kami naikkan
Dari 1 jadi 3 batch.
3 batch jadi 4 batch
Kemudian 4 batch jadi 5 batch
Dan 5 batch jadi 6 batch.

Akhirnya kami menyentuh angka 6.
Dan 6 batch inilah yang yang menjadi angka kami idam-idamkan.

Walau setelah itu pabrik mengalami masalah, tetapi kami sudah menyentuh angka 6. Di sinilah kebangkitan produksi dimulai. Di mana teman-teman sudah mengetahui strategi produksi, dan kami menyelesaikan tugas kami.

Saat ini masalah masih tetap ada, dan saya sudah dimutasi ke Plant lain.
Saatnya saya meninggalkan sesuatu untuk tim produksi, yaitu SOP dan troubleshooting list.

Selama masalah masih ada, maka perang akan tetap ada.
Untuk menyelesaikan peperangan yang berikutnya, mari kita berjuang bersama.
Untuk keluar dari ambang keputusasaan.

Driver gojek kita, pengantar sampel tercinta

Mengantar sampel adalah pekerjaan yang membosankan namun perlu dilakukan. Pasalnya, sampel adalah mata dari proses dan sampling adalah tindakan untuk “mengamati” proses yang sedang berjalan.

Untukmu para driver gojek yang sudah berjasa mengantarkan sampel, inilah lagu untuk kalian:

Eh tukang gojek
Tolong anterin sampel
Dua kantong kresek
Sudah dikasih label

Tak ada sampel, proses berjalan tanpa arah yang jelas.

Untuk proses yang sudah standar-pun masih perlu dilakukan pengambilan sampel agar kualitas produk tetap terjaga. Apalagi proses yang belum standar, tentu sampling juga harus dilakukan.


Kenapa antar sampel harus pake Go-Jek?

Pabrik ini jauh. Letaknya di pedalaman hutan

Bercanda. Tidak pedalaman-pedalaman banget, sih. Namun tempatnya yang tersembunyi membuatku kesulitan untuk keluar-masuk dari sini.

Sudah 30 x 2 menit per hari kuhabiskan untuk bolak-balik antar barang dari dan ke Lab QC. Kalau dipikir-pikir satu jamku habis hanya untuk pengantaran kantong kresek ini. Hal ini sangat-sangat tidak efektif dan efisien.

Kalau kata manager saya, kurang Lean.
Dengan demikian, ini tidak bisa saya teruskan.

Beruntungnya ada Gojek yang memiliki layanan Go-Send. Adapun mereka tak diperkenankan untuk masuk ke dalam pabrik, sehingga mereka tak bisa mengambil atau mengantar barang sampai dalam 🙁

Untungnya pos satpam kami bisa diajak bekerjasama, dengan mengizinkan kami menitip ke pihak-pihak terkait. Dan koordinasi antara pos-satpam sangat baik.

Kutitipkan dua kantong kresek itu kepada pak satpam. Beberapa menit kemudian, pak driver Gojek mengambil kresek ku dan barang diantar sampai pabrik sebelah, tempat sampel dianalisa.


Murah sekali, jangan sampai nggak di-reimburse

Bermodalkan Rp 8000,- ongkos kirim dan Rp 2.000,- asuransi dari Go-Pay, aku bisa medaratkan sampelku dengan selamat di pabrik tujuan.

“Murah sekali, ” pikirku.

Aku berencana melakukan “pengeboman” biaya pengiriman ini hingga aku mendapat 300 ribu, kira-kira. Atau 30x frekuensi pengantaran. Hingga suatu hari managerku menanyakan:

“Kamu pake uang siapa kemarin bayar Go-Send nya?”

“Uang saya pak”

“Udah di-klaim belum”

“Belum pak, gampang lah nanti”

“Kalo gitu sekalian bayarin Go-Jek anak saya ya 😁”

“Jangan dong Pak… iya kalo gitu saya klaim reimburse deh”

Akhirnya kulakukan upload kwitansi Go-Jek dan kuajukan reimbursement. Walau cuma Rp 50.000,-, kusadari frekuensinya sangat sering sehingga aku akan sering mengajukan klaim reimburse.


Untuk driver Gojek di luar sana, aku mau bilang, “Terima kasih sudah memudahkan pekerjaan kami, buruh korporat yang dikejar target dan output produksi. Terima kasih sudah mau meringankan pekerjaan kami yang harus berdinas antar-pabrik.”

Semoga driver gojek
tidak pernah capek
walau mengantar kresek
yang harganya kurang dari cepek.

File 9: Hilangnya sebuah pelarut

“Kemana perginya ya,” kata bosku yang bingung dengan pelarut yang hilang, sebanyak 3000 kg dalam waktu seminggu.

Aneh sekali, pelarut kami hilang, tak berbekas.
Hilang tanpa jejak,
Tanpa hiasan, tanpa lukisan

Akupun juga kebingungan.
Karena satu-satunya jawabanku saat itu adalah “menguap” tanpa jejak.

Kehilangan pelarut organik adalah suatu problem dalam industri kimia. Beberapa industri membuat suatu bagian bernama “solvent recovery”, yang berfungsi untuk mengurangi kehilangan pelarut serta mengurangi jumlah pelarut tambahan (make-up) yang harus dibeli.

Dengan demikian, biaya produksi jadi rendah.

Untuk pabrik sekelas ini, kehilangan pelarut (solvent losses) masih tinggi, dan itu hal yang wajar.
Namun bukan berarti dibiarkan terus-terusan, karena biaya operasional akan jadi lebih tinggi karenanya.

Kehilangan solvent hanya bisa dijawab dengan 2 hal:

Penyebab 1: Hilang Ke udara / menguap

Hilang ke udara adalah cara yang tepat untuk menjawab ke-mana solven tersebut pergi. Namun kita sendiri harus bertanggung jawab dengan pertanyaan lanjutan.

Kenapa bisa dibiarkan menguap?
Dari mana sumber penguapan solvent?

Kita sendiri harus melacak penguapan solven itu sendiri. Selain itu, penting adanya untuk membuat sistem pendinginan dengan cold trap , sehingga kehilangan solven bisa dicegah, dan solven akan terkumpul di tangki trapping. Sistem venting + cold trap, adalah suatu kombinasi yang tepat.

Di samping itu, penting untuk menjaga agar pelarut organik tidak disimpan di open atmosphere:

  • Menyimpan di tangki terbuka
  • Menyimpan di IBC terbuka
  • Menyimpan pada suatu bejana yang bocor ke atmosfer (terbuka)

Penyebab 2: Pelarut terjebak dalam emulsi / lemak / lumpur

Menggunakan fasa air yang mengandung padatan, rawan memunculkan emulsi. Selain itu karena pH yang tinggi (basa), emulsi akan cenderung terjadi. Hal inilah yang membuat organik susah terpisahkan.

Bila itu terjadi, akan sulit dimurnikan atau diambil dari fasa air. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah memecahkan emulsi, atau menguapkannya, dan kemudian mengembunkannya agar bisa dimanfaatkan lagi.

Untuk pabrik-pabrik yang belum punya pemungutan solven, pabrik harus mencegah emulsi, sehingga ketika solven organik dicampur dengan fasa air, emulsi tidak terbentuk dan menjebak solven organik.

Ada beberapa cara dalam menghindari masalah ini.

  • Gunakan pH rendah
  • pastikan untuk mengatur mixing speed
  • Hilangkan padatan sebelum dicampur dengan air

Menembus perut bumi dengan tongkat sakti

Empat jam sudah berlalu sejak aku masuk shift ini.
Dua jam sejak aku memegangi tongkat besi ini.
“Masih belum jebol juga,” kataku dalam hati.
Ini adalah pengalamanku melakukan commissioning dalam tekanan dan kepanikan.

Tidak-tidak.
Aku harus tetap tenang, semua orang membutuhkanku.

“Kita tidak boleh takut ya mas, kita bisa menyelesaikan ini,” kataku berusaha tetap tenang. Kataku sambil berusaha memikirkan cara terbaik untuk menjebolkan 60 cm padatan ini. Ampas tembakau yang menyumbat jalur masuk alat press ini, menjadi alasan proses sudah berhenti selama empat jam.

Udara tekan, sudah.
Air, sudah (malah tambah buruk.
Ditusuk, sudah.

Akhirnya aku tidak menyerah, semua cara kucoba dan kukeluarkan. Mengingat dulu aku pernah melakukannya.

Pertama-tama, kubongkar padatan-padatan di permukaan hingga aku menemukan padatan yang cukup lembek. Setelah itu aku basahi dengan air, dan kulakukan pencolokan ke arah dalam.

Pipa PVC 1 inch, besi pendek, besi panjang, semua sudah dicoba.
Yang kurang apa ya? Apa jangan-jangan kurang amal? hehehe…

Aku hanya yakin satu tongkat tebal ini adalah kunci. Dari sinilah, aku bisa menjebol satu lintasan ini.

Kuyakinkan kembali satu sodokan tongkat ini akan jebol.

Rupanya gagal. Satu tusukan belum mampu menembus dalamnya ampas tembakau ini. Kutarik lagi dan kucoba lebih dalam.

Rupanya belum berhasil juga. Kali ini aku ngotot dan aku jebol lebih dalam lagi. Kali ini aku masukkan semua tanganku ke dalam lubang. Dan akhirnya…

JRUSSS!

Dan aku berhasil… aku berhasil melakukannya.
Satu jebolan dari tangan kananku yang sudah masuk ke dalam box ini.

Ternyata, semuanya bahagia. Semua langsung berusaha untuk mengosongkan satu buah hopper ini.

“Berhasil, ” kataku dalam hati.

“Mantap Pak Damar, ” kata rekanku yang sangat-sangat antusias menungguku menjebol dari tadi.

Aku berhasil melakukannya. Aku berhasil untuk memindahkan ampas ini ke arah dalam dengan cara menusuk paksa. Kini aku percaya diri. Aku bisa menyelesaikan masalah dengan keyakinan dan kerja keras, dibarengi team work.

Hari ini aku menghargai kerja keras teamku, terlebih support atasanku juga sangat baik. Direkturku sampai manggut-manggut dan melihat upaya keras dalam diriku.

Pergantian shift berlangsung lancar, kali ini aku melakukannya dengan penuh tanggung jawab dan kerja keras.

Sore itu, satu tongkat sakti telah menembus perut bumi.
Dan aku pulang dengan kepuasan hati.

File 8: Overcooked (minyak gosong)

Kami semua sampai geleng-geleng kepala melihat minyak yang kami jumpai pagi hari ini, tiba-tiba berwarna coklat gelap. Gelapnya minyak sudah tidak bisa dikenali lagi, seperti minyak yang… gosong.

Jumat sore lalu, kami pulang dari pabrik meninggalkan proses di dalam tangki. Suatu campuran Minyak dengan asam sulfat 50%. Kami pulang dan membiarkan proses berjalan hingga senin.

Senin, pagi ini pukul 08.00, kami membuka bagian bawah tangki dan terkejut bahwa valve bagian bawah tangki… tidak bisa dibuka.

Terkejut mengingat tidak ada fasa selain cairan di sana, yang ada hanyalah minyak. Valve masih tidak bisa dibuka.

Ketika kami berhasil mengeluarkan produk itu, kami terkejut dan mendapati… bagian bawah tangki sudah habis digerus oleh karat…

Karat itu berwarna biru seperti logam, yang sudah termakan oleh asam. Inilah yang menjadi biang-kerok dari masalah di pagi hari ini. Kami meninggalkan asam di tangki yang tidak tahan asam.

Jika kami ingin salah-salahan, kami bisa saja bilang “salah siapa bikin tangki kok ga kuat asam?” Namun hal itu tentu bukan solusi.

Lesson learned, semua pihak aware dengan hal ini, semua operator tidak pernah meninggalkan asam di dalam sebuah tangki. Entah itu untuk jangka panjang maupun pendek, semua asam yang ditampung tidak boleh melebihi 4 jam waktu pendiaman.

Tapi masalah tidak berhenti di situ saja.
Mengapa minyaknya bisa gosong?

Kenapa minyak di kasus ini bisa gosong?

Kembali teringat, bahwa minyak ini juga bisa bereaksi dengan asam, teroksidasi dan membentuk senyawa karboksilat. Minyak ini bisa rusak karena asam, dan membentuk reaksi samping.

Selain itu, asam yang melarutkan logam, membawa warna logam ke dalam minyak, sehingga minyak akan melarutkan warna (pigmen). Hal ini membuat warna minyak semakin gelap.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Apa yang sebenarnya terjadi?
Minyak gosong?
Besi berkarat?

Apa arti dari semua ini?

Minyak yang gosong adalah efek dari terlalu lama menambahkan asam dalam minyak, dan bisa jadi karena pengadukan yang terlalu lama. Oleh karena itu proses bleaching dengan asam, dilakukan pada konsentrasi rendah (2,5%), dan pada waktu yang singkat (15 -60 menit).

Besi berkarat adalah efek dari meninggalkan asam terlalu lama dalam tangki. Adapun asam harus segera keluar (di-drain) dari tangki setelah pemisahan berlangsung sempurna (empat jam).

Dengan demikian, pemisahan dapat berlangsung dengan baik, dan kondisi alat akan terus terjaga.

Tentu saja, semua operator bersusah payah membersihkan noda karat asam pada tangki tersebut. Dan saya jadi pulang kemalaman karenanya…
Namun itulah pelajaran berharga, hanya bisa ditempuh lewat jalan berlatih.

File 10: Tak dapat (produk) apa-apa

“Sangat tidak bermutu.”
Aneh sekali, sudah berkali-kali kami pontang panting, bolak-balik sana-sini gulung-gulung gila-gilaan. Ternyata kami tidak mendapatkan produk apa-apa di akhir.

Well, tentu saja kami mendapatkan.
Mendapatkan cairan yang pekat sebesar 45 kg.

Cairan ini pekat, hitam, legam, dan tentu saja lengket.
Ini bukan produk yang kami inginkan. Ini adalah produk yang sudah bercampur residu (wax).

Hasil analisa QC tak memberikan kami penjelasan yang memuaskan.
Kadar Nicotine : 32%.

Mata kami terbelalak…

Sangat jauh dari idelitas. Jauh dari standar, dan jauh dari target yang diharapkan. Tapi mengapa ya?

Kenapa ya kira-kira?

Kita mulai dari kemurnian produk yang rendah dan penampilan yang kental, lengket, dan seperti lilin (wax).

Kemurnian produk menurun hingga 32%, karena impuritas yang terikut bersama dengan solvent yang mencakup seluruh emulsi, sisa tembakau, dan air. Hal ini yang menurunkan kemurnian hasil pemekatan evaporasi.

Pada kondisi khusus di mana pemisahan fasa air sudah dilakukan, masih terjadi penurunan impuritas, ini karena stem mengandung wax, dan terbawa dari proses ekstraksi ke produk akhir. Wax ini dipicu oleh batang tembakau yang terekstrak bersama dengan hexane yang terbawa dari fasa air, eks pemisahan.

Selanjutnya, mengapa kita mendapatkan hanya 45 kg produk?
Yang mana semula kami bisa mendapatkan lebih dari 200 kg produk?

Jawabannya, karena produk Nicotine tersebut tidak terekstraksi secara sempurna, entah di fase air, entah di fase hexane. Penting untuk menjaga rasio komposisi ekstraksi di fasa air, maupun minyak.

Selain itu, kekentalan air juga berpengaruh. Karena air yang jenuh, tentu tidak bisa mendapatkan ekstraksi yang maksimal.

Sama seperti kepala ini. Bila sudah terlalu jenuh, maka tentu saja tidak maksimal.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Air adalah sumber kehidupan.

Dalam hal ini, air berperan sebagai carrier zat. Apabila kualitas air yang jelek: membawa minyak maupun membawa sisa ampas, maka akan terjadi kekentalan serta kejenuhan.

Kualitas air haruslah sama tiap batch, apabila tidak mungkin sama, maka haruslah air dimurnikan atau dipisahkan.

Peredaran / sirkulasi air yang “sehat”, bebas minyak dan “sampah” akan memberikan kualitas produksi yang sehat pula. Dengan demikian, ekstraksi bisa dilakukan secara maksimal, dan hasilnya memuaskan.

File 8: Ketika Sulfat Muncrat

Sudah ke-tiga kalinya pipa reaktor ini bocor di jalur sulfat. Bukan masalah las-lasan. Ternyata inilah efek dari acid burning dari suatu reaksi penetralan yang eksotermis.

Kami mengepel lantai itu. Semua cairan kami tampung, semua tumpahan kami pel, dan semua asam berbahaya kami kembalikan ke tangki asam. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk mendapatkan lantai yang bebas dari tumpahan, dan proses untuk sementara dihentikan. Setidaknya sampai kondisi terkendali.

Aku di sini bersama operator, ketika para manager sudah pulang. Kebocoran reaktor ini bukan yang pertama kalinya, melainkan sudah 3x terjadi. Apakah benar terjadi kesalahan design?

Apabila perusahaan ini toksik, mungkin yang disalahkan adalah orang yang mendesain atau vendor. Namun, kami rasa ada solusi yang jauh lebih baik dari itu.

Kami melakukan evaluasi desain, dan tentunya perbaikan. Berikut adalah hasil temuan kami

Mengapa bisa terjadi kebocoran sulfat?

Sebab 1: Kelebihan tekanan

Desain dari reaktor pipa ini, asam mengalir dari samping. Hal ini tentu akan membuat tekanan pompa tidak mengalir dengan bebas. Pompa akan menekan asam, dan apabila aliran reaktor tidak lancar, tekanan tidak tersalurkan dengan baik, dan akhirnya terjadi pressure buildup.

Sebab 2: Eksotermis Asam-Basa

Terdapat peningkatan suhu yang drastis, bisa mencapai 130 derajat. Suhu ini bisa membuat pipa besi termasuk stainless mengalami penipisan (akibat korosi dan panas), hingga akhirnya bocor.

Sebab 3: High-Pressure drop

Sistem static mixer yang terlalu sempit, membuat ruang aliran terbatas. Apabila reaksi asam-basa membentuk garam dan polimer, maka terjadi pressure drop. Belum lagi apabila garam dan polimer tersebut menyumbat. Maka akan terjadi pressure buildup, dan akhirnya sistem mengalami overpressure.

Hasilnya, sistem akan mengalami kebocoran.

Solusi untuk mengatasi kebocoran sulfat?

Pada bagian ini, saya tidak akan menjawab pengelasan, karena pengelasan hanya bertahan 1-2 hari, kemudian terjadi lagi kebocoran. Solusi ada untuk tiap-tiap masalah berikut:

Solusi 1: Kelebihan tekanan – Pengubahan Pipa masuk asam sulfat

Jalur masuk asam, ditukar dari sebelumnya dari samping, menjadi dari atas. Sehingga asam bisa masuk secara gravity/ free flowing. Dengan ini potensi overpressure bisa dikurangi.

Sebab 2: Eksotermis Asam sulfat-Basa – penambahan plat teflon

Suhu akibat reaksi eksotermis asam-basa tidak bisa dihindari. Kita hanya bisa menambah plate lining dengan bahan teflon di area kebocoran tersebut. Karena pada area tersebut terbentuk hot-spot, sehingga menyebabkan penipisan plat logam dan kebocoran.

Sebab 3: High-Pressure drop – pelepasan Bagian corrugated plate di static mixer

High pressure drop diakibatkan besarnya sumbatan, dapat diatasi dengan penghilangan elemen kisi / packing dalam static mixer. Hal ini bermaksud agar superficial velocity tidak tinggi, dan flow area lebih leluasa. Sehingga kebocoran dalam alat bisa dihindari akibat tekanan yang berlebihan.


Mengatasi sulfat yang bocor perlu pengalaman dan jam terbang, serta pengetahuan sifat bahan yang baik. Dengan demikian, potensi kegagalan material akibat reaksi atau sifat bahan yang tersembunyi, dapat dihindari.

Pergi Pagi Pulang Pagi

Pergi pagi pulang pagi.
Bukan lagu tapi realita hidup ini

Menjadi engineer, lebih tepatnya insinyur suatu pabrik kimia adalah panggilan jiwa yang selama ini kujalani. Bukan sebatas keharusan atau gaji atau loyalitas, menjadi insinyur yang tak kenal waktu adalah pekerjaan yang mengharuskan untuk datang pagi dan pulang pagi lagi.

Tentu saja tidak setiap hari
Biasanya saat produk dikejar hari-ke-hari.

Selalu datang pagi

Saya adalah orang morning person. Saya beraktivitas sangat keras di pagi hari. Ini adalah ritme hidup saya. Saya suka datang pagi karena di pagi hari banyak aktivitas yang bisa saya kerjakan. Bukan cuma itu, saya juga lebih update dengan kondisi plant, jika saya datang pagi hari.

Hal ini tentu bertentangan bagi sebagian orang. Orang yang datang lebih siang, akan pulang lebih sore. Sebaliknya, saya menghindari pulang sore (apabila tidak ada panggilan jiwa khusus untuk mengerjakan tugas-tugas). Di sini saya menghindari pulang sore hari karena tentu ada hal yang saya lakukan seperti kursus, olahraga, ataupun mengembangkan diri. Hal tersebut hilang apabila saya mendapatkan panggilan jiwa untuk mengerjakan tugas utama pabrik.

Pulang dini hari

Saya sadari bahwa dalam pelaksanaannya, saya bersama manager dan orang-orang pilihan management. Mereka harus menjalankan tugas, siang dan malam. Tentu saja agar mereka bisa mencapai sasaran management pada waktunya dan sesuai point sasarannya.

Hal ini saya sadari melihat spirit orang-orang hebat: Pak Manager 1 dan General Manager saya. Mereka siap untuk pulang dini hari demi mengejar target pabrik dan melaporkannya pada management.

Pernah saya pulang jam 5 pagi, karena mengamati kinerja alat dan memulai proses di pabrik kimia. Saya takut fisik saya akan ngedrop, dan ternyata benar… saya drop di hari keempat saya bekerja (Kamis). Ini membuat saya harus beraktivitas dengan maksimal di hari-hari selanjutnya.

Saya sampai membuat surat izin karena badan saya drop dan saya jatuh sakit (tidak bisa bergerak).


Pergi pagi pulang pagi bagi saya bukan suatu keterpaksaan. Pergi pagi karena saya memang morning person, pulang pagi karena saya menghidupi semangat management. Ini membuat saya bisa lebih sigap dan siap dalam melihat tantangan dan peluang karir bagi saya dalam beberapa tahun ke depan, di dalam perusahaan ini.

Samurai setia untuk manajemen tercinta

Kembali terinspirasi salah satu serial TV Jepang di mana saya menghayati peranan samurai. Samurai yang selalu melindungi rajanya, yang tidak ingin rajanya tergores ataupun terkena panah musuh. Dan samurai yang maju di medan perang melawan musuh-musuh.
(Coba tebak serial TV apa yang saya maksud. Yang bisa nebak saya kasih hadiah hehehe…)

Akulah samurai itu.
Samurai setia untuk manajemen tercinta.

Inilah hidup sang-samurai. Untuk setia dan menunjukkan loyalitas. Kadang harus mengutamakan loyalitas daripada penolakan tugas yang tak masuk akal. Kadang-kadang harus membuat tugas-tugas terlaksana, tanpa adanya protes di awal.

Sangat berguna untuk kebaikan karir, namun agak struggling di mental.

Kami ada untuk manajemen meskipun permintaannya aneh-aneh

Meskipun terkadang permintaan tidak make sense, atau kurang rasional, proses harus tetap berjalan. Organisasi harus bisa berjalan dan roda perusahaan harus terus bergulir. Terkadang menjadi orang yang “iya iya” masih diperlukan di era sekarang, untuk menghindari konflik berkepanjangan.

Sesekali menolak, itu tidak apa-apa. Namun pastikan Anda tidak menolak di depan forum atau di depan banyak orang. Pastikan selalu mengetahui karakter orang yang Anda tolak perintahnya.

“Siap Pak” sebagai ciri utama samurai yang penurut dan loyal

Awal menerima tugas, tentu kita perlu mempertimbangkan, apakah tugas ini aman atau tidak. Sulit atau tidak, berbahaya atau tidak. Kecuali jika anda seorang yang politis maupun pleaser: pasti jawaban Anda adalah “siap pak” atau “ya pak”.

Tidak masalah jika kita nurut dan loyal dengan atasan. Toh kita juga mendapatkan kenyamanan dengan beberapa fasilitas: meeting dinner, tumpangan, ataupun nasi padang. Bukan cuma itu, kita juga mendapatkan perlindungan dan backingan dari management ketika terjadi suatu permasalahan.


Menjadi samurai yang baik, masih memiliki harga diri, setidaknya di mata manajemen. Inilah yang membuat harga diri kita naik, karena kita bisa loyal dan dianggap anak buah yang baik. Mereka akan lebih respect dan menyukai kita juga.

Dengan demikian, harapannya kita bisa punya jalan yang mulus dalam dunia perkariran ini 🙂 *

*(Syarat dan ketentuan berlaku)

Gelas Beaker adalah koentji

Menyiapkan gelas beaker di pabrik kimia adalah suatu keharusan. Untuk menganalisa apa yang sebenarnya terjadi di dalam suatu bejana, penting adanya menampung cairan proses yang sama persis dengan cairan di dalam bejana reaksi.

Di sinilah eksperimen pabrik skala laboratorium bisa berlangsung
Di sinilah juga kita bisa melihat dan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi

Cerita gelas beaker di Industri

Awalnya, saya mengira gelas beaker adalah wadah sampling yang proper. Selain ukurannya besar, gelas beaker juga dapat mengantisipasi spillage/tumpahan, apabila terjadi kebocoran dan abnormalitas.

Ternyata saya salah. Gelas beaker lebih powerful dari itu.

Sang manager meminta saya mengambil gelas beaker berisi 1/2 bagian Emulsi yang terdapat di tangki A.

Emulsi tersebut diberi air, diaduk 5 menit, dan didiamkan.
Saat itulah, saya bisa melihat hal yang selama ini tidak saya lihat.

Ada pergerakan partikel, yang mana fase minyak bisa bergerak naik dan fase air bergerak turun. Saya bisa melihat dengan jelas, fase air yang turun ke bawah dan fase minyak yang naik ke atas. Warna kuning terang dan oranye gelap membedakan lapisan antar fasa dua buah senyawa tersebut.

Sejak saat itu, saya menyadari peranan gelas beaker lebih dari sekedar wadah penampung, melainkan di sanalah saya bisa melihat “dunia dalam kaca”. Dunia yang saya maksud adalah dunia proses kimia.

Tertarik melakukan eksperimen di gelas beaker

Saya berkecimpung di dunia Industri kimia selama empat tahun ini. Sering dibuat penasaran dengan beberapa what ifs scenario.

Gimana kalo saya tambah asam x gram?
Gimana kalo saya tambah air y gram?
Gimana kalo saya tambah basa z gram?

Pertanyaan itu terus menerus menghantui, hingga akhirnya saya coba sendiri.

Percobaan-percobaan dilakukan, dan saya mengerjakannya secara parallel. Biasanya saya bereksperimen untuk satu fluida, saya buat empat variasi. Variasi ini saya buat supaya kesimpulan bisa ditarik dalam waktu cepat.

Akhirnya saya senang menjadi seorang saintis tanpa jaslab.
Saintis di lapangan.
Saintis yang selalu ingin tahu dan penasaran dengan skenario coba-cobaan ini.


Kisah ini tentu saja tidak berhenti di sini, melainkan kisah yang terus berlangsung. Karena air-minyak, adalah hal yang saya kenal baru di Industri kimia. Hal ini yang membuat pengetahuan dan pengalaman saya terhadap proses.. berkembang.