7 Aspek Commissioning yang terpenting

Saat commissioning adalah saat saat paling critical dalam melakukan operasi pabrik. Pasalnya, commissioning adalah sarana menentukan arah dan memetakan potensi pabrik. Di sini aku akan sharing hal-hal yang tidak boleh dilupakan saat commissioning

#1. Menyiapkan P and ID yang terbaru dalam commisisoning project

P and ID atau Piping and Instrumentation Diagram, bukan Process Flow Diagram, adalah diagram kompleks dan detail meliputi pipa proses, valve manual, valve automatic, agitator, motor, pompa, vessel, tangki, utilitas, condenser, heater, cooler, dan semua detil proses yang berfungsi untuk menjalankan suatu bagian.

P and ID ini adalah Blueprint atau gambaran detail mengenai bagaimana proses tersebut dibangun.

Dalam implementasinya P and ID ini bisa mengalami revisi hingga berkali-kali. Karena saat instalasi maupun dalam fase peninjauan, seorang Engineer akan mengusulkan koreksi, perbaikan, maupun penghapusan satu atau sebagian elemen dalam proses tersebut.

Pastikan kamu selalu punya P and ID terbaru! Karena jika punyamu tidak update, kamu tidak akan bisa melakukan commissioning tepat waktu, dan tepat sasaran.

Selain itu P and ID ini berfungsi selama proses instalasi. Atau proses pemasangan alat, instrument, pipa, utilitas, maupun motor.

#2. Sudah pasang, jangan lupa lakukan ceklis instalasi project commissioning

Alat-alat yang dipasang berdasarkan P and ID, kemudian harus diceklis, mana yang sudah dan mana yang belum.

Apabila belum dipasang, maka pertanyaan selanjutnya, “Kapan mau dipasang?”

Mungkin terkesan pushy atau demanding, tetapi hal ini untuk menegaskan, apakah bagian ini jadi dipasang atau tidak? Bila tidak, apa alasannya?

Terkadang pabrik yang baru dibangun dengan idealitas, harus berhadapan dengan realitas seperti time-and-cost constrain (Batasan waktu dan biaya). Project harus memenuhi tenggat waktu dan jumlah maksimum biaya.

Apabila tidak jadi dipasang, tentu harus ada perubahan P and ID, dan semua revisi P and ID harus dikomunikasikan kepada personnel terkait: Projects, MEP, dan Commissioning Engineer.

#3. Instrument ‘tlah terkalibrasi frekuensi yang sama, saatnya tuk mengukur proses merangkum datanya

(You sing you lose ya 😁)

Jangan lupa untuk melakukan kalibrasi dari instrumen / alat ukur tersedia. Ini berfungsi untuk menghindari kegagalan proses / sistem yang berdampak ppada accident, atau operability problem.

Suatu tangki pemanas atau bejana penguap (evaporator, distillator), tentu tidak boleh luput dari keandalan sensor suhunya. Di sini, peranan Temperature Transmitter atau alat ukur suhu sangat penting.

Bayangkan, ketika alat ukur suhu rusak, tentu proses pemanasan yang berlangsung akan mengalami malfungsi atau penyimpangan proses. Bayangkan apabila sistem pemanasan dijalankan pada bejana tertutup… tentu akan terjadi overheating dan overpressure.

Itu sebabnya perlu adanya kalibrasi di instrument-instrument berikut:

  • Weighing / Loadcell, yaitu dengan mengkalibrasi bejana tekan dengan air yang sudah ditimbang massa nya
  • Temperature Transmitter / TT, yaitu dengan mengkalibrasi saat suhu atmosfer maupun saat dicelupkan fluida tertentu yang suhunya diketahui, atau menggunakan fluida yang diukur dengan alat referensi seperti thermogun
  • Pressure Transmitter / PT, yaitu dengan mengkalibrasi saat bejana ditekan maupun divacuum.
  • Level Transmitter / LT, yaitu saat bejana diisi cairan 0% hingga 100%.
  • Flow Transmitter / FT, dan Flow Quantifier, yaitu saat pompa atau jalur fluida digunakan untuk mengalirkan fluida cair ke suatu tangki / bejana. Sehingga kuantitas cairan yang dialirkan sama dengan yang diketahui jumlahnya.

#4. Testing… testing… 123… jangan lupa testing fungsi alat saat commissioning

Beberapa alat yang bergerak / berputar (pompa, kompresor, mixer), ataupun sistem pemanasan, pendinginan, sistem udara tekan, dan elemen kecil seperti valve manual dan automatic, harus dicoba satu persatu.

Percobaan ini bisa dilakukan secara parsial / elementer, maupun secara global / overall satu sistem.

Misal, untuk sebuah sistem evaporasi. Awalnya kita bisa mencoba secara parsial pompa transfernya, kemudian mixernya, lalu kita bisa mencoba sistem pemanasan dengan steam, dan pendingin dengan coil / condenser.

Kemudian, saat semua sistem sudah bekerja, kita bisa mencoba keseluruhan sistem secara utuh (overall), yaitu dengan memfungsikan satu bagian utuh. Kita bisa mencobanya seolah-olah kita sedang menjalankan proses.

Adapun, saat melakukan testing gunakan fluida yang murah, mudah didapat, dan risikonya rendah.

Dalam hal ini, cobalah gunakan air bersih.

#5. Interlocks – Agar kamu terhindar dari bahaya yang lebih besar

Pernahkah kamu bayangkan pabrik yang berisi senyawa mudah terbakar dan meledak, kondisi operasi yang ekstrim, maupun kapasitasnya besar, bisa meledak dan menewaskan semua orang di dalamnya?

Jangan dibayangkan, seram dan pastinya mengerikan.

Itu semua tidak akan terjadi ketika kita mengetahui konsep Interlocks dan Passive control.

Emang Interlocks apaan sih?

Interlock adalah suatu keterikatan antarbagian proses di Pabrik Kimia. Dalam hal ini, interlock adalah suatu sistem yang berjalan otomatis berdasarkan logika program untuk menghindarkan kita dari kerusakan alat, kerugian finansial, pencemaran lingkungan, maupun kecelakaan kerja.

Contoh interlock sederhana adalah tandon air otomatis.

Pernahkah kamu memiliki sistem tandon air yang mana ppompanya berjalan otomatis?

Di sini, kamu melihat bahwa ketika air tandon mencapai ketinggian tertentu, pompa air pengisi Tandon akan mati. Bayangkan apabila pompa tidak mati secara otomatis dan mengisi terus… tentu air di Tandon akan tumpah semua, dan air menjadi terbuang. Selain itu, biaya yang dikeluarkan tentu sangat mahal.

Apabila kalian adalah pemilik tandon tersebut, kalian tentu tidak ingin kan kalian kehilangan uang ratusan ribu demi air yang tidak termanfaatkan?

Bayangkan saja kalau air tersebut diganti senyawa berharga Rp 50.o00 per kg. Apabila kalian kehilangan bahan kimia sebanyak 125 kg/jam , dalam waktu 8 jam… tentu kita sudah kehilangan Rp 50.000.000 dalam kurun waktu tersebut. Betapa mahalnya 🙈

#6. “Catatan hati seorang Commissioning Engineer”

Saat commissioning, penting kita untuk mencatat Bank Masalah dan Penyelesaiannya. Di sinilah kita mengenali masalah dan cara melakukan penyelesaiannya. Atau kalau dalam bahasa pabriknya Troubleshooting.

Di sini, kita perlu melakukan pencatatan setiap kali ada kejanggalan, abnormalitas, dan tentunya setiap ada informasi penting yang tidak terdapat di user manual, name plate, atau ilmu dasar yang dipelajari di kuliah.

Jangan lupa untuk mengumpulkan data. Tentu saja data yang dikumpulkan bukan berupa:

  • Berapa jumlah rumput di halaman
  • Berapa jarak dari Pabrik ke pecel lele terdekat
  • Berapa harga gorengan di depan pabrik

Tetapi, yang harus dikumpulkan adalah

  • Berapa debit pompa saat bukaan valve 10%, 50%, atau 100%
  • Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mentransfer 1000 kg cairan A dari tangki B ke tangki C yang jaraknya terpisah 3 lantai
  • Berapa rpm maksimum putaran suatu pompa, mixer, maupun kompresor
  • Berapa komposisi terbaik untuk menjalankan proses yang aman dan tepat sasaran

Jangan tuang angka-angka dalam satu lembar, melainkan buatlah pencatatan terpisah. Saran saya, cobalah untuk melakukan pencatatan berdasarkan Jenis alat/ Proses secara terpisah. Alat-alat tersebut misalkan

  • Heat Exchanger: heating and cooling curve, waktu pemanasan, waktu pendinginan, LMTD,
  • Reactor: komposisi, kapasitas, rpm, pompa sirkulasi, bukaan valve
  • Pompa; waktu transfer tiap-tiap cairan
  • Kompresor: maksimum RPM
  • Alat vacuum: maksimum kedalaman vacuum yang bisa dicapai, lama penurunan tekanan (differential Pressure per jamnya)
  • Alat-alat pemisahan fasa: Extractor, Centrifuge, coalescer, : lama pengendapan dan level interface yang optimum. Faktor yang menghindarkan dari emulsi
  • dst.

Dari kumpulan data inilah kita membuat suatu laporan… sebab laporan yang dibuat, diserahkan atasan yang berkata:

#7. “Laporan commissioning kami terima, laksanakan”

Semua progress, update, dan pencatatan perlu direcord. Tetapi tidak semua record perlu dilaporkan.

Yang paling penting kita melakukan update pekerjaan kita masing-masing.

Dari team project dan MEP, tentu yang dilaporkan adalah day-by-day progress. Atau progress harian yang mengarah kepada completion / kesempurnaan.

Dari team produksi dan commissioning, yang dilaporkan adalah list pengecekan dan testing alat-alat industri.

Update pekerjaan ini bukan sembarangan update angka dan kalimat. Melainkan bentuk pertanggungjawaban kita kepada atasan. Di sinilah kita menuliskan pekerjaan apa saja yang dilakukan selama satu minggu dan hasil dari pekerjaan tersebut. Ini dilakukan untuk membuktikan profesionalitas kita dalam bekerja, sehingga atasan juga mengerti apa yang kita kerjakan tanpa harus melihat dan turun langsung.


Commissioning bukanlah tugas negara sangat rahasia, ataupun tanggung jawab segambreng yang mengerikan dan merepotkan. Commissioning adalah “pesta” dan “hajatan” dari lahirnya sebuah proses kimia baru, maupun existing yang disempurnakan. Commissioning adalah sarana kita untuk menggali ilmu, pengalaman, dan expertise bidang keahlian Teknik, baik itu Sipil, Mesin, Kimia, Elektro, dan Instrumentasi, maupun Lingkungan.

Commissioning juga berarti hajatan pabrik. Karena di saat itulah ada tumpeng, nasi box, dan minuman dingin

Hehehe… bercanda.

Commissioning adalah hajatan nya pabrik karena di sinilah keluar banyak biaya, banyak pengorbanan, banyak peristiwa membantu dan dibantu, hingga pada akhirnya suatu proses dan tujuan manufaktur yang diidam-idamkan bisa lahir, bersemi, dan tentunya berkembang di suatu perusahaan.

Ingin tahu lebih banyak soal Commissioning? ikuti terus artikel-artikel Production Engineerku ya 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *