Saya teringat suatu peristiwa pada Agustus tahun 2003. Saat itu, saya yang baru berusia 6 tahun sangat ingin kado: buku Fisika Itu Asyik karangan Yohanes Surya Ph.D. Saya meminta ayah saya untuk membelikannya.
Ketika itu, sedang ada teman ayah yang juga merupakan guru SMP dari tempat ayah bekerja: Ibu Ani. Beliau menanyakan terkait bidang ilmu kesukaan. Jujur saja, saya tertarik pada ilmu Fisika dan saya ingin punya buku Fisika Itu Asyik.
Hari ulang tahun tiba, tanggal 9 Agustus 2003. Betapa terkejutnya saya ketika Ayah pulang membawa paket dari kantor. Saya semakin penasaran dan langsung merobek bungkusnya. Saya masih ingat, bungkusnya warna cokelat dan ada tulisan: untuk Damar.
Ternyata isinya adalah buku Fisika Itu Asyik! Wow, akhirnya saya punya buku itu. Saya tertarik untuk langsung membaca dan mempraktekkannya.
Berbagai konsep saya terapkan dengan benda-benda sederhana: balon, sisir, sedotan plastik, karet gelang, pensil, penggaris, dan juga es batu. Saya paling ingat suatu eksperimen yang konsepnya adalah gaya hidrostatis cairan dalam sedotan.
Dalam eksperimen itu, saya bermain dengan sedotan yang saya gunakan untuk minum es jeruk di warung pecel lele Cak Eko. Setelah saya minum, saya langsung mengaplikasikan konsep gaya hidrostatis cairan dengan prinsip perbedaan tekanan.
Saya mengambil sedotan, mencelupkannya ke dalam gelas kira-kira setengah tingginya. Lalu saya coba tutup bagian atas sedotan dan mengangkatnya ke udara.
WOW! Bukan main saya terkejutnya melihat peristiwa di depan saya. Ternyata memang benar, air dalam sedotan terangkat hanya dengan menutup salah satu ujungnya. Air itu benar-benar tidak jatuh ketika saya mempertahankan ujung atas sedotan benar-benar tertutup.
Belum juga puas, saya beralih kepada praktikum lain. Kali ini adalah tentang statika benda tegar. Apakah benar kita tidak bisa menumpuk lebih dari empat buku yang disusun seperti anak tangga di ujung meja?
Sepulang dari Cak Eko saya menata buku dan menyusunnya membentuk anak tangga di ujung meja belajar. Buku satu saya tata, kedua, ketiga, keempat. Apakah benar konsep di buku ini bisa dipraktikkan?
Ternyata benar saja buku keempat yang saya taruh membuat serangkaian buku terjatuh. Ketika bunyi berdebam dan fenomena yang saya lihat secara visual terjadi, saya melonjak kegirangan.
Saya kegirangan sekaligus terkejut. Ternyata konsep statika benda juga bisa terjadi pada proses yang ada di keseharian. Saya pikir ini sulap belaka, ternyata merupakan konsep nyata yang langsung bisa dipraktikkan.
Praktikum ketiga yang saya coba adalah menggabungkan dua buah es batu. Saya mengambil dua buah es batu dari dalam kulkas dan menekannya. Es batu meleleh dan anehnya, ketika mau saya pisahkan es batu sulit terpisah. “Ajaib,” begitu kata-kata saya yang keluar dari mulut ketika dua percobaan tersebut bisa dipraktikkan.
Hal ini karena tekanan menaikkan suhu benda. Pada saat saya menekan es batu, es menjadi cair. Ketika tekanan saya lepaskan maka bagian es yang masih padat menurunkan bagian cair tersebut dan menyatukan kedua buah es batu.
Hari-hari selanjutnya saya mencoba mempraktikkan hal lain yaitu konsep perpindahan panas, konsep kesetimbangan fisika, dan konsep optika. Fisika adalah teman saya. Meskipun saya belum mampu membuat lab fisika sendiri, saya senang melihat fenomena fisika di ada di keseharian.
Sejak ulang tahun ke-6, saya merubah cara pandang terhadap dunia. Hari-hari ke depan adalah hari eksperimen. Saya bermain dengan fisika dan semakin akrab. Saya rasa, pembelajaran bisa lebih efektif dengan banyak praktik dan latihan.
Saya percaya, suatu hari nanti saya menjadi seorang ilmuwan, yang memberi sumbangsih bagi ilmu pengetahuan dan dunia. Saat inipun saya juga menerapkan konsep fisika di tempat kerja saya sebagai engineer produksi.
Fisika itu menyenangkan. Terima kasih Ibu Ani, terima kasih guruku, dan terima kasih fisika!
Berkat kalian, saya mencintai profesi saya dan fenomena yang terjadi di dunia.
(Tulisan spesial Terima kasih Guruku: Day 27)
#30DWC #30DWCJilid39 #Day27