Program wajib belajar adalah program yang tidak hanya bersifat formalitas. Wajib belajar 12 tahun yang dirintis sejak Juli 2015 adalah program pemerintah untuk bisa meningkatkan kualitas SDM bangsa Indonesia. Guru wajib mendidik anak-anak harapan negara agar bisa memiliki ilmu dan kemampuan yang memadai.
Guru juga berharap anak-anak negeri ini bisa menjadi tonggak pembangunan bangsa. Harapan itu ditanamkan secara langsung oleh institusi pendidikan pada setiap jenjangnya.
Program wajib belajar juga seharusnya membuat anak-anak negeri semakin cerdas. Tidak hanya cerdas dengan menguasai mata pelajaran, namun juga cerdas untuk hidup. Maka di sini sangat penting bahwa anak-anak di sekolah tidak hanya belajar ilmu akademis namun juga ilmu yang berguna untuk hidup.
Kecerdasan ini juga berguna bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, anak-anak negeri bisa mendapatkan peluang yang lebih baik: pendidikan tinggi, beasiswa, pekerjaan yang layak. Kesejahteraan akan mengikuti di belakang.
Dengan masyarakat yang sejahtera, keadilan bisa mengikuti karena ketimpangan pendidikan dan kesejahteraan dapat diminimalisir. Tidak ada lagi kerusuhan atau rendahnya tingkat kriminalitas dengan masyarakat yang terdidik.
Pesan yang didapatkan di lirik ini cukup mendalam. Tiada lain yang tiada bukan adalah tentang manajemen waktu. Yap, saya rasa anak-anak harus dilatih untuk bisa membagi waktu mereka untuk tugas-tugas akademik dan non-akademik.
Peran guru yaitu melatih anak-anak sejak dini untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler baik itu organisasi, olahraga, maupun seni. Anak juga dilatih kemampuan manajemen waktunya lewat banyak tugas, ujian, dan kuis yang diberikan oleh para guru. Menyeimbangkan bidang non-akademis dan akademis siswa dalam wajib belajar 12 tahun akan membawa siswa pada pengenalan diri mereka secara utuh.
Siswa menjadi lebih dalam mengenal kemampuannya pada bidang tertentu. Dengan demikian, saat pendidikan tinggi nanti siswa sudah memiliki portofolio akademis / organisasi yang memadai. Siswa bisa lebih lancar memilih jurusan kuliah dan mendapatkan peluang yang lebih baik seperti beasiswa dan jalur khusus undangan.
Tekun belajar berarti tekun untuk memperdalam teori di kelas. Giatlah bekerja berarti giat dalam mempraktekkan ilmu tersebut di tengah masyarakat. Ilmu yang dipraktikkan bisa berupa ilmu hidup, ilmu sosial, ataupun ilmu spesifik yang berguna seperti wirausaha, sains dan teknik terapan, dan kesehatan.
Para pembelajar adalah para pejuang. Para guru adalah mentor bagi pejuang-pejuang negeri ini. Murid berjuang memberantas setiap ketidaktahuan, kemalasan, dan kemiskinan. Kata miskin di sini tidak terbatas pada keadaan kurang penghasilan dan tidak berharta. Miskin di sini juga berarti miskin secara sikap, ilmu, dan hati.
Pendidikan itu memerdekakan, maka sudah sepantasnya orang yang terdidik bersikap mandiri. Tidak selamanya dilayani orang lain, meminta-minta pada orang lain, ataupun mengharapkan selalu diberikan orang lain. Guru yang baik akan membuat para siswanya bisa berkontribusi kepada nusa dan bangsa. Baik secara keilmuan ataupun bidang sosial.
Dengan minimnya tingkat ketidaktahuan, kemalasan, serta kemiskinan, harapannya masa depan bangsa akan lebih baik. Alias jauh dari kesuraman dan kekacauan.
Secara jelas, lirik ini bermaksud untuk menegaskan rangkaian lirik di verse (bait) 1. Pendidikan wajib belajar 12 tahun yang sarat makna dan tujuan harus ditamatkan. Jangan sampai berhenti apalagi tidak dilaksanakan.
Investasi yang paling penting adalah leher ke atas. Alias investasi berupa ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dipelajari, diasah, dan dikembangkan. Dengan demikian, muncullah identitas bangsa yang tidak hanya cerdas namun juga kompeten dan dapat diandalkan.
Kata “penuh daya cipta” menandakan masyarakat yang kreatif, inovatif, dan solutif. Bukan hanya sekedar eksekutor atau robot, namun juga orang-orang yang menjadi problem solver / penyelesai masalah.
Guru akan membantu siswanya dalam memunculkan kreativitas siswa. Lewat tugas yang diberikan, siswa diajak untuk lebih solutif dalam menyelesaikan masalah.
Secara tidak langsung, guru mendorong murid-muridnya untuk bisa hidup mandiri. Mandiri secara sikap, sehingga mereka terlatih untuk mengambil keputusan penting dalam hidup.
Para alumni atau lulusan dari pendidikan formal, adalah inti dari pembangunan negara. Baik dari segi ranah ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya harus diisi oleh orang-orang terdidik dan terpelajar.
Dengan demikian, guru membantu mencetak masyarakat yang mencapai taraf kesejahteraannya. Dengan masyarakat sejahtera, maka kebahagiaan merata untuk setiap lapisan dan tentunya negara kita bisa mengarah pada keadaan yang lebih baik lagi.