Setelah aku jalani perjalanan ini, sudah sepantasnya ku mengevaluasi lagi tentang tujuan, harapan, dan dampak aku hidup di dunia.
Bahwa ternyata hidup menurutku bukanlah satu atau dua tugas harian saja, tetapi kumpulan tugas yang tiada akhir. Hanya berakhir ketika aku menutup mataku: kematian.
Untuk hidup dan bergerak, tentu aku hidup untuk berkarya dan memberi dampak. Dan dalam hal ini, berkarya di banyak bidang, banyak tempat, dan banyak pilihan. Tak membuat diriku ingin mengunci keahlian di satu bidang, aku memutuskan untuk menjadi generalis.
Mulai belajar di Teknik Kimia, jurusan yang paling gado-gado ini, aku dalami apa itu riset dan literatur. Mengenal dunia industri yang beragam, serta banyak departemen di dalamnya.
Dan hari ini kuputuskan untuk menjadi seorang generalis. Untuk belajar lebih dari satu bidang ilmu dan menetap di banyak perusahaan.
Itulah idealisme yang masih ingin kubawa, sampai suatu hari nanti.
Tapi entah, sampai kapan… yang jelas, aku bahagia.
Di suatu kondisi aku memutuskan untuk menjadi spesialis, namun di sisi lain aku tidak ingin ketinggalan kesempatan untuk belajar bidang yang lain. Mungkin aku FOMO, mungkin juga aku merasa YOLO alias hidup cuma satu kali.
Masa-masa sekarang ini, aku mengalami krisis kepribadian dan masa depan. Seakan masa depan tak berarti bahwa aku harus mengunci diriku pada satu keahlian, loyalitas pada perusahaan, dan menjadi pemenuhan mimpi orang lain.
Dan kuyakin, sekaranglah saatnya.
Sekarang saatnya aku untuk tidak menyesali pilihan hidupku