Bicara dengan Leluasa, Legakan Belenggu di Dada

Aku punya seorang teman, mungkin lebih pantas disebut sahabat. Satu dekade ini kita bersama. Dia adalah orang pertama yang harus tahu setiap saat dalam hidupku: suka duka, untung malang. Dia mengetahui isi dari setiap hatiku. Kami terbiasa terbuka.

Suatu kesempatan, aku pernah mengalami musibah kehilangan uang. Lalu aku mendatanginya dan berkata.

“Pinjam dulu seratus”

Tentu tidak. Aku bercerita tentang bagaimana aku bisa kehilangan sejumlah uang, dan bagaimana aku menanggapinya. Kala itu aku sangat menghayati kesedihanku. Aku menangis tersedu-sedu. Aku terisak, dan dadaku sesak.

Setelah semuanya tenang, normal. Aku sendiri mendapatkan ketenangan untuk bisa bercerita secara detail, dan lebih menggunakan ingatan dan logikaku. Dia menyimak dengan seksama dan mendengarkan dengan penuh perhatian.

Kami mencari solusi bersama, dan di akhir diskusi kami bisa saling menguatkan satu sama lain.

Pada lain kesempatan, giliran dia yang bercerita dan aku yang mendengarkan. Aku yang mendengarkan kadang ikut berempati.

Marahnya menjadi marahku.
Sedihnya menjadi sedihku.
Dan bahagianya menjadi bahagiaku.


Teman-teman sendiri pasti pernah memiliki teman, sahabat, pacar, anggota keluarga, atau siapapun yang biasa diajak cerita. Ketika kita bercerita kepada orang lain permasalahan hidup kita, kita sudah lebih tenang dibanding sebelum kita bercerita.

Karena tujuan dari kita bercerita adalah, ingin didengarkan.

Kita hanya butuh didengarkan, dipahami, dan dibuat lebih nyaman. Tiada kurang tiada lebih. Dengan kita berusaha untuk terbuka, bercerita, dan melepaskan segalanya, kita akan melegakan semua belenggu yang terpaku di dalam dada.

Kita hidup tidak sendirian, itulah sebabnya kita membutuhkan teman untuk bercerita.


Bagaimana dengan psikolog?

Hampir sama seperti teman kita bercerita, mereka juga mendengarkan, memahami, tanpa penghakiman. Bedanya, mereka terikat oleh hubungan professional. Mereka dibayar, teman kita tidak. Mereka hanya terbatas waktu, teman kita (mungkin) tidak.

Ada satu perbedaan yang mendasar ketika kita mengunjungi psikolog dan tidak. Ketika kita tidak mengunjungi psikolog dan hanya bercerita kepada teman, kita hanya melegakan belenggu di dalam dada. Hanya agar tidak terpikirkan. Tetapi ketika kita mendatangi psikolog, kita berharap bahwa mereka akan memberikan kita tunjangan kognitif, afeksi, dan psikomotorik dan landasan keilmuan yang kuat, sehingga kita akan lebih mendalami sisi psikis kita.

Mereka bisa menjadi coach atau mentor pribadi kita.

Lebih tenang setelah cerita kepada teman, lalu apa perlu pergi ke Psikolog?

Tergantung. Apakah kita masih bisa menghadapi situasi psikis, yang kadang berujung kepada efek psikosomatis dan psikologis kita? Apakah kita cenderung kuat menghadapinya sendiri?

Apabila tidak, mencari bantuan professional tentu lebih membantu kita. Dalam hal ini, ada tujuan yang ingin dicapai ketika kita mengunjungi psikolog. Tujuan itu biasanya lebih besar dan lebih mulia:

  • Ingin mengenali inner child dalam diri dan bagaimana cara mengelolanya
  • Ingin memaksimalkan semua potensi dalam diri
  • Ingin terbebas dari belenggu masa lalu dan berhenti mengutuki diri.

Kepada setiap insan, yang mungkin kelelahan. Dan masalah tidak berkesudahan, ingatlah ini:

“Ada seseorang di luar sana yang menantikan kepulangan kalian. Mereka merindukan kalian, mereka menyayangi kalian. Jagalah diri, seperti mereka sudah menjaga Anda
Sayangi diri, seperti mereka menyayangi Anda.

Begitu Anda ingat, orang tersebut siapa. Ceritakanlah kepada mereka. Menangislah, terbukalah, dan jujurlah.

Karena keindahan hidup telah mereka bawa dalam kepingan hati mereka.

Bisa jadi, Ibu teman-teman sudah menantikan kabar dan siap mendengar kalian bercerita.
Bisa jadi, ada sahabat kalian yang menunggu kabar kalian untuk bercerita.
Bisa jadi, ada seorang khusus yang menanti-nanti kalian, menunggu kabar kalian untuk selalu terbuka dan cerita.

Maka jangan takut untuk bercerita,
Jangan takut lepaskan belenggu dalam dada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *