“Kemana perginya ya,” kata bosku yang bingung dengan pelarut yang hilang, sebanyak 3000 kg dalam waktu seminggu.
Aneh sekali, pelarut kami hilang, tak berbekas.
Hilang tanpa jejak,Tanpa hiasan, tanpa lukisan
Akupun juga kebingungan.
Karena satu-satunya jawabanku saat itu adalah “menguap” tanpa jejak.
Kehilangan pelarut organik adalah suatu problem dalam industri kimia. Beberapa industri membuat suatu bagian bernama “solvent recovery”, yang berfungsi untuk mengurangi kehilangan pelarut serta mengurangi jumlah pelarut tambahan (make-up) yang harus dibeli.
Dengan demikian, biaya produksi jadi rendah.
Untuk pabrik sekelas ini, kehilangan pelarut (solvent losses) masih tinggi, dan itu hal yang wajar.
Namun bukan berarti dibiarkan terus-terusan, karena biaya operasional akan jadi lebih tinggi karenanya.
Kehilangan solvent hanya bisa dijawab dengan 2 hal:
Penyebab 1: Hilang Ke udara / menguap
Hilang ke udara adalah cara yang tepat untuk menjawab ke-mana solven tersebut pergi. Namun kita sendiri harus bertanggung jawab dengan pertanyaan lanjutan.
Kenapa bisa dibiarkan menguap?
Dari mana sumber penguapan solvent?
Kita sendiri harus melacak penguapan solven itu sendiri. Selain itu, penting adanya untuk membuat sistem pendinginan dengan cold trap , sehingga kehilangan solven bisa dicegah, dan solven akan terkumpul di tangki trapping. Sistem venting + cold trap, adalah suatu kombinasi yang tepat.
Di samping itu, penting untuk menjaga agar pelarut organik tidak disimpan di open atmosphere:
- Menyimpan di tangki terbuka
- Menyimpan di IBC terbuka
- Menyimpan pada suatu bejana yang bocor ke atmosfer (terbuka)
Penyebab 2: Pelarut terjebak dalam emulsi / lemak / lumpur
Menggunakan fasa air yang mengandung padatan, rawan memunculkan emulsi. Selain itu karena pH yang tinggi (basa), emulsi akan cenderung terjadi. Hal inilah yang membuat organik susah terpisahkan.
Bila itu terjadi, akan sulit dimurnikan atau diambil dari fasa air. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah memecahkan emulsi, atau menguapkannya, dan kemudian mengembunkannya agar bisa dimanfaatkan lagi.
Untuk pabrik-pabrik yang belum punya pemungutan solven, pabrik harus mencegah emulsi, sehingga ketika solven organik dicampur dengan fasa air, emulsi tidak terbentuk dan menjebak solven organik.
Ada beberapa cara dalam menghindari masalah ini.
- Gunakan pH rendah
- pastikan untuk mengatur mixing speed
- Hilangkan padatan sebelum dicampur dengan air