Apabila suatu kesuksesan tim ingin diraih, maka manpower management adalah jawabannya. Ingin membentuk suatu tim yang sehat, yang kuat, dan tentunya bisa mencapai tujuan dalam waktu singkat. Maka filosofi “tongkat estafet” yang saling dioper antar-shift harus dibiasakan dan dijalankan.
Pabrik kimia beroperasi 24 jam sehari. Dalam waktu hidup manusia, terdapat setidaknya 8 jam istirahat (saya ga ngomong istirahat harus di rumah ya, bisa jadi 4 jam di pabrik, 4 jam di rumah 😁).
Untuk bisa mencapai tujuan bersama, ada satu strategi yang disebut Manpower Management. Strategi ini memberdayakan manpower suatu industri, sehingga bisa menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing demi mencapai tujuan bersama tim.
Misalkan ada proses yang berjalan 2 batch dalam seminggu (kapasitas 1 batch 8 ton). Maka proses ini termasuk proses yang berat. Sehingga membutuhkan supervisi di industri kimia tersebut. Dalam prakteknya, supervisi dapat dilakukan oleh Ketua Grup, tidak harus dengan supervisor atau asisten manager produksi.
Penting dan mendesaknya manpower management
Mengatur manpower / manpower management penting untuk mencapai target dalam waktu singkat. Masalahnya, tuntutan management mengharuskan adanya pencapaian dalam waktu kira-kira dua minggu atau satu bulan operasional.
Dalam prakteknya, satu orang inisiator atau kepala sudah cukup, dan sisa anggota mendukung target dan sasaran dari si pemilik proyek.
Supervisor bisa mengumpulkan data dan berkomunikasi antar-shift. Engineer mengajarkan prosedur kerja dan mengatur jalannya pergantian antar shift. Sementara project leader bisa mengolah data-data yang sudah diproses antar-shift tersebut.
Bagaimana jika tidak ada manpower management? Hal ini akan kacau. Satu personnel dapat bekerja 16-24 jam sehari. Bukankah hal ini amat sangat membuat gila?
Apabila jalannya proses hanya 1-2 kali, tentu tidak masalah.
Apabila proses berjalan selama sebulan? tentu masalah lain seperti kesehatan akan muncul.
Dalam upaya mencapai tujuan bersama, kita harus melibatkan SDM yang ada. Dengan demikian, kita tidak merasa berjalan sendiri dan target tidak sulit untuk dicapai. Sebaliknya, pencapaian mudah dilakukan karena ada bentuk kontribusi dari tim-tim terkait.