Kutipan Seorang Teman

Jika kehidupan adalah buku, maka perkataan orang-orang dalam hidupmu bisa jadi kutipan.

Jika kehidupan adalah lembaran buku, maka cerita orang-orang dalam hidupmu akan jadi kisah manis yang tak terlupakan.

Mengingat kembali beberapa saran, wejangan, dan pujian teman adalah cara untuk menghargai eksistensi mereka di dalam kehidupan. Bukan hanya membuat nama mereka terkenang dalam sejarah, kamu juga menempatkan mereka dalam posisi yang spesial di hatimu. Dengan demikian, kamu bisa memiliki buku kehidupan yang terdiri dari beberapa kisah klasik.

Kutipan itu tidak harus muncul dari orang-orang hebat, namun juga dari yang terdekat. Coba ingat kembali apa yang dikatakan teman-teman kamu saat kamu putus asa. Mereka yang menyemangatimu dan membuatmu berdiri di tempat ini, patut memiliki jasa.

Misalkan, ada kutipan seperti ini:

“Either you success or you learn, the best is yet to come”

Yang artinya

“Baik sukses ataupun belajar, bagian terbaik akan datang”

Atau kutipan saat kamu ingin mendekati lawan jenis:

“Tidak ada cinta yang salah, yang ada hanyalah keputusan yang salah”

Kamu tetap bisa terus dan terus mencintai, tanpa takut patah hati atau dilecehkan. Karena tidak ada cinta yang benar-benar salah.

Atau mungkin tentang perubahan yang terjadi pada orang-orang di sekelilingmu:

“Tiada yang abadi selain perubahan”

Kamu tetap bisa percaya bahwa perubahan itu ada dan tidak bisa dihindari. Sehingga kamu tidak bisa memaksa orang lain untuk tetap sama.

Contoh kutipan itu bisa kamu patri dalam benakmu, atau kamu tulis di buku catatan.

Dengan mencatat kutipan teman, kamu bisa mengingat mereka dan merasakan kehadiran mereka, meskipun mereka sedang tidak ada.

Kamu juga bisa membuat kumpulan kutipan kawan versi dirimu sendiri. Dengan begitu kamu bisa merasakan dampak terbesar dari lingkungan pergaulanmu dengan pertumbuhanmu. Kamu juga tetap ingat dengan bantuan moral mereka yang tidak bisa dikuantifikasi dengan harta benda.

Uniknya lagi, kamu bisa membagikan kutipan itu sebagai hadiah / motivasi untuk orang lain. Dan kamu juga bisa membuat kutipan versi dirimu sendiri. Dengan demikian, kamu dapat memberikan hadiah terindah kepada orang lain yang tidak ada di took manapun.

Sudahkah kamu bersyukur atas kehadiran teman-temanmu di dunia ini?

Sesimpel kamu menuliskan apa yang mereka katakan, maka kamu akan mensyukuri kehadiran mereka, bahkan ketika mereka tiada.

Self Help dan Self Development Tidak Akan Membantu Jika Kamu Melakukan Hal Ini

Banyak bacaan dan podcast seputar pengembangan diri yang beredar di media sosial dewasa ini. Bagi kamu yang terbiasa tumbuh di lingkungan yang suportif, serta peduli literasi pasti kamu menyadari bahwa informasi terkait pengembangan diri, Kesehatan mental, finansial, beredar di kalangan anak muda sampai orang dewasa dengan cepat.

Sayangnya, informasi yang beredar terlalu cepat serta menjadi pasaran ini sangat berbahaya. Dan membaca materi pengembangan diri untuk aspek personal yang terlalu intensif akan merugikan kamu sendiri.

Hah, kok bisa merugikan? Karena self help dan self dev tidak berguna jika kamu …

Menganggapnya sebagai ajang pamer

Serius, self-help dan self-dev books/podcast adalah podcast untuk membantu kamu dalam mengembangkan diri. Sehingga focus utamanya adalah diri kamu.

Lantas bagaimana jika self -dev dan self-help tersebut dilakukan atas dasar pamer / flexing? Tentunya itu berdampak bagi dirimu sendiri. Orang lain akan memandang kamu lebih baik, padahal kamu sendiri belum sepenuhnya baik. Bukankah itu menakutkan…

Sobat, yuk lebih jujur sama diri sendiri, apakah kita benar-benar membaca buku untuk mempraktekkannya, untuk kesenangan pribadi atau hanya untuk ajang pamer semata?

Selain menganggap ajang pamer, self-help dan self dev tidak akan berguna jika kamu…

Fokus pada input, tak mementingkan output

Jika kamu membaca buku tentang manajemen keuangan, pernahkah kamu melihat efeknya terhadap keuangan kamu?

Jika kamu membaca buku tentang mental health, pernahkah kamu memeriksa diri kamu apakah sudah baik ke diri sendiri?

Terus-menerus memasukkan ilmu pengetahuan tanpa membuatnya bermanfaat akan merugikan kamu. Pasalnya, kamu menghabiskan waktu untuk membaca hal-hal tersebut namun tidak mementingkan bagaimana cara untuk menerapkannya. Hal ini baik apabila kamu terus berusaha perlahan dalam menerapkannya, tetapi apabila kamu terus membaca buku-demi-buku dan lupa ke tahap aplikasinya, lantas apakah fungsi dari pengembangan diri seutuhnya?

Menjadi pribadi yang baik itu sulit. Tetapi menjadi pribadi yang lebih baik dari hari kemarin, tentu bisa kamu wujudkan. Yang perlu kamu perjuangkan adalah konsistensi dari ilmu dan pengalaman kamu.

Sudah menerapkan untuk diri sendiri juga masih belum cukup jika kamu …

Masih menghakimi orang lain

Lho iya dong?

Kenapa? Karena dengan menghakimi orang lain, kita akan menganggap diri sendiri lebih baik daripada orang lain. Dengan begitu kita sudah berlaku sombong.

Apakah itu sikap baik kita sebagai pembaca? Apakah kita sudah benar-benar berkelakuan baik? Jangan lupa untuk tetap berfokus ke diri sendiri dan tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain.

Kunci self development adalah transformasi diri sendiri, bukan ajang untuk menghakimi apalagi komparasi.

katadamar.com

Pertanyaan besar ke diri kita harus kita tanyakan.

Aku membaca buku ini untuk siapa? Untuk diriku atau untuk orang lain.

Karena sikap yang tepat perlu dibangun sebagai pembaca intelektual dan Budiman. Dengan begitu, ilmu apapun bisa kamu gunakan sebaik-baiknya dan memuliakan nama Allah lebih besar lagi.

Jadi, sudah tahu kan self-development dan self-help adalah ilmu yang bermanfaat bila sikap kita sudah tepat? Yuk kita sadari diri kita masing-masing, bagian mana yang perlu dibenahi.

Pengelolaan Waktu dengan Jalan Menulis

Hai kamu, merasa waktu sehari 24 jam sangatlah kurang? Mungkin kemampuan mengelola waktu kamu harus ditingkatkan kembali.

Pengelolaan waktu atau time management adalah suatu kemampuan diri. Tidak hanya dibutuhkan saat kamu menjadi pemimpin, kamu juga membutuhkannya sebagai pribadi kamu seutuhnya. Mengelola waktu adalah kebiasaan, tetapi dapat diasah dan dibuat menyenangkan dengan cara menulis.

Berikut adalah tips mengelola waktu versi caraku. Simak baik-baik ya sobat 🙂

Siapkan Jam

Jam adalah alat penunjuk waktu. Jam yang digunakan bisa apa saja. Jam dinding, jam tangan, jam HP. Jangan hanya karena tidak memiliki jam tangan mewah kamu tidak bisa mengelola waktu. Jam membuat kamu lebih disiplin dan sadar waktu.

Dengan melihat jam secara berkala, kamu tidak memikirkan berapa menit suatu acara membosankan akan selesai

Melihat waktu saja tidak akan membuatmu sadar waktu dan dengan melihat waktu saja tidak akan membuat kamu menyelesaikan apa-apa

Bukan masalah berapa lama lagi waktunya selesai, tetapi masalah dengan waktu sekian menit, apa yang bisa aku lakukan?

Siapkan Buku

Apabila kamu memiliki buku, siapkan buku tersebut. Tidak hanya buku fisik, kamu juga bisa menggunakan Google Keep, Evernote, atau aplikasi pencatat yang lain.

Buku ini dapat membantumu menulis pekerjaan yang belum diselesaikan. Maka tulislah dari awal hari apa-apa saja yang kamu butuhkan untuk melewati hari ini. Sehingga kamu sadar dan paham, apa sih yang ingin kamu lakukan.

Setelah itu, kamu bisa menuliskan waktu-waktu yang kamu akan tentukan sebagai event besar. Dengan demikian, kamu dapat menuliskan jadwalmu dan membuka jadwalmu secara berkala.

Buku ini adalah pegangan kemanapun kamu pergi. Dengan buku, kamu bisa lebih up-to-date terhadap jadwal kamu, apa yang belum kamu selesaikan, dan apa yang sedang kamu kerjakan. Kamu akan lebih sadar waktu dan sadar pekerjaan.

Siapkan Diri

Siapkan diri, berarti tidak melakukan penundaan. Sadari dan akui, bahwa waktu kamu terbatas. Ingat, 24 jam sehari.

Dengan menyiapkan diri kamu, kamu sadari jam dan buku adalah media pencatatan waktu dan keefektifan waktu kamu. Tinggal penerapan saja di kehidupan. Dengan demikian kamu akan terhindar dari yang namanya kemalasan.

Kamu dapat memanfaatkan waktu lebih baik lagi apabila kamu gagal dalam memanfaatkan waktu satu hari itu. Selalu ingat untuk melakukan improvisasi hari demi hari.

Dengan demikian, kamu akan menjadi pribadi yang semakin baik.


Nah, sekarang kamu tahu kan bagaimana cara mengelola waktu dengan cara menulis? Kamu bisa produktif sepanjang hari, dan mengimprove diri hari demi hari.

Selamat mencoba 🙂

Memaknai Pertemuan dalam Bentuk Tulisan

Siapa di antara kamu senang jadi notulis kalau rapat? 🙂

Suatu pertemuan penting yang diadakan tentu memiliki arti. Entah bagi kemajuan tim / organisasi kamu, atau kelancaran proyek kecil, sedang, dan besar. Yang jelas, pertemuan tersebut harus memiliki arah dan nilai bagi organisasi kamu. Untuk memaksimalkan progres sudah berjalan atau belum, maka dari itu dibuatlah notulensi.

Membuat notulensi berarti membuat suatu pertemuan terdokumentasi dalam bentuk tulisan. Dalam hal ini, kata sepakat haruslah tercapai dan buktinya jelas. Apabila tidak ditulis dengan jelas, anggota pertemuan akan mempertanyakan terkait keputusan sehingga muncullah miskomunikasi di kemudian hari.

Kamu bisa menghindari miskomunikasi ini dengan memaksimalkan perananmu dalam rapat. Misal, membuat notulensi tanpa disuruh. Atau memperjelas bagian-bagian tertentu yang rawan miskomunikasi. Atau mungkin membuat referensi pembanding atau memaparkan fakta yang belum terungkap. Banyak bukan?

Dengan kegiatan tulis-menulis, kamu bisa lebih memaknai suatu pertemuan. Entah secara langsung atau tidak langsung, kamu tetap bisa terlibat dalam forum dengan menulis.

Jalannya forum sangat ditentukan oleh keterlibatanmu dalam rapat. Iya kamu, yang lagi membaca teks ini. Bukan yang lain, bukan bos kamu. Kamu sendiri dapat menjadi pemimpin dalam forum berjalan. Entah sebagai notulis, atau sebagai penyampai fakta. Kamu bisa mendengarkan secara aktif.

Ada satu syarat agar kamu bisa memaksimalkan keterlibatanmu dalam forum. Mau tahu nggak? Hehe

Syaratnya adalah, kamu harus berada di ruang rapat saat itu dan di tempat itu juga. Jangan sampai badan kamu di ruang rapat tetapi jiwa kamu melayang-layang. Hal ini penting karena kamu harus berkonsentrasi secara penuh, apabila kamu ingin terlibat.

Dengan demikian, kamu akan lebih sadar diri, sadar situasi, dan sadar peranan. Sadar peranan membuat kamu berharga, dan kamu percaya bahwa kamu lebih dari apa yang orang lain pikirkan.

Memaknai pertemuan dengan membuat tulisan, berarti memaknai saat ini. Kamu tidak hanya hidup, kamu juga menghargai kehidupan.

Menjadi notulis tak selamanya menjemukan. Faktanya, aku sendiri membuat tulisan-tulisan rapat tanpa ada yang menggerakkan dan mengunggahnya di Google Drive :). Bayangkan jika kamu yang melakukannya. Bukan hanya atasan kamu yang merasa kehadiranmu dibutuhkan, anggota lain pun juga begitu.

Jadi, yakinkah kamu bahwa membuat tulisan berarti memaknai sebuah pertemuan? 🙂

Jangan Membuat Tulisan Bila Hanya Demi Cuan

Lho memangnya tidak boleh?

Eits! Santai, tenang dulu… Postingan ini bukan menjadi sarana untuk mengucilkan diri kamu yang tengah berjuang untuk mendapat rupiah dari menulis. Tulisan ini ditujuan untukmu, yang mungkin belum melihat sisi lain dari membuat tulisan. Semoga kamu tidak memandang secara kabur hakikat seorang penulis yaitu BERKARYA!


Tulisan zaman sekarang tidak lekang dari pengaruh uang. Pastinya topik apa aja bisa diduitin di zaman sekarang ini. Apapun yang kamu butuhkan, pasti bisa dipenuhi dengan cara menulis.

Menulis di platform apa saja berpotensi untuk mendapatkan uang. Di Instagram misalkan, kamu bisa dapat cuan dengan mempromosikan produk yang kamu unggah dan ceritakan lewat caption. Di Wattpad, kamu bisa cuan dari wattpad coins dan jumlah pembaca. Di website, kamu bisa dapat cuan dengan memenangkan lomba ataupun dari iklan (Ads). Dengan fakta ini, kamu bisa mendapatkan uang dengan membuat topik apapun.

Bukan cuma itu, kamu bisa juga menciptakan buku/ebook/karya untuk dijual. Dengan begitu, kamu bisa mulai pelan-pelan menghidupi dirimu sambil membuat tulisan.

Memang menulis demi mendapatkan cuan adalah cara untuk bisa membuat kamu hidup tenang dan bahagia. Tetapi jangan lupa, bahwa cuan bukan selama-lamanya tujuan akhir. Cuan itu sarana, sehingga kamu semangat untuk berkarya.

Kalau cuan kamu jadikan sebagai tujuan akhir, kamu akan stress. Karena jika kamu tidak cuan, kamu tentu akan malas menulis dan jatuhnya kamu akan meredup lalu berhenti

Lain halnya kalau kamu menulis atas dasar passion, atas dasar ingin memberi manfaat. Atas dasar ingin membagikan pengetahuan. Pastinya, cuan mengikutimu di belakang. Nah, kalau begitu apa hal yang ingin kamu dapatkan dengan membuat tulisan?

Membuat tulisan itu berarti berkarya. Apabila orang lain belum menganggap karyamu yang terbaik, setidaknya itu adalah karya darimu. Kamulah yang memperjuangkan karya itu hingga dipublikasikan.

Jadi, sudahkah kamu menetapkan tujuan menulismu selain hanya mendapatkan cuan?

Pentingnya Jurnal Keuangan Harian di Buku Catatan

Pencatatan keuangan benar-benar bermanfaat. Kamu bukan cuma bisa melihat arus kas kamu, kamu juga bisa melakukan kontrol diri. Bayangkan apabila kamu menghabiskan uang Rp 200.000,- untuk makan sehari, padahal biasanya kamu hanya perlu Rp 50.000,-. Oleh karena itu penting untuk punya jurnal keuangan harian di buku catatan.

Jurnal Keuangan adalah elemen penting dari pengelolaan keuangan kamu. Kamu tetap bisa update dengan transaksi keuangan kamu dari hari-ke-hari. Bukan cuma itu, kamu bisa melakukan rekapitulasi keuangan mingguan, bulanan, tahunan. Dengan demikian kamu bisa melakukan pembuatan anggaran pribadi kamu

Memang pentingnya apa sih? Yuk simak baik-baik!

Tidak Impulsif

Membeli banyak barang dalam satu hari, minggu, bulan dapat berdampak besar. Bukan hanya itu, bisa jadi barang-barang yang kamu beli tidak benar-benar kamu butuhkan. Jangan-jangan rumahmu nanti akan berisi penuh dengan barang yang sebenarnya tidak kamu perlukan?

Nah, makanya kamu harus banget bikin budgeting pengeluaran agar kamu tidak menghambur-hamburkan uang dan hidup secara efisien. Dengan begitu, kamu akan menghindari impulsive buying atau belanja secara impulsif.

Bedakan needs dengan wants. Beli barang yang benar-benar kamu butuhkan

Tujuan Keuangan Lebih Mudah dicapai

Dengan rutin melakukan pencatatan jurnal keuangan harian di buku catatan, dan melakukan rekapitulasi kamu dapat membuat perkiraan, sebenarnya berapa rupiah yang kamu keluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidupmu.

Dengan demikian, kamu bisa membuat pengelolaan keuangan lebih tertata. Kamu akan mengetahui berapa rupiah yang harus kamu sisihkan, untuk dana darurat, untuk tabungan, dan investasi.

Lebih Sadar akan pengeluaran pribadi

Berkembangnya teknologi yang ada saat ini, membuat kamu lebih cepat memutar uang. Bukan berarti uangnya kamu putar-putar yah, hehehe…

Kamu bisa lebih cepat mengeluarkan uang dengan adanya fitur cashless seperti e-money, Gopay, DANA, OVO, dan bahkan kartu debit / m-banking.

Apalagi, kamu bisa berhutang secara cepat. Bukan hanya dengan kartu kredit, kamu bisa berhutang dengan Paylater, pinjaman online, atau aplikasi peminjaman uang lainnya.

Bila dibiasakan, hal ini tidak baik. Kamu tidak hanya kehilangan uang lebih banyak, kamu juga tidak memiliki uang kas yang ril. Hasilnya? Kamu jadi sulit untuk menabung dan mencapai tujuan keuangan kamu.

Maka dari itu, memiliki jurnal keuangan harian di buku catatan dapat menghindari kamu dari pola hidup yang konsumtif. Kamu dapat menahan diri setiap kali kamu ingin mengeluarkan uang dalam jumlah banyak.


Nah, kamu sadar ‘kan, pentingnya punya jurnal keuangan harian di buku catatan?

Membuat pencatatan keuangan tidak susah, karena banyak aplikasi pembantu yang melimpah. Aplikasi ini bisa kamu dapatkan di Google Playstore seperti Money Manager, Finku, BukuKas, dan yang lainnya.

Atau, kamu bisa melakukannya secara konvensional dengan membawa catatan kecil untuk mencatat transaksi harian. Catatan kamu bisa kamu simpan dalam bentuk fisik, ataupun bentuk digital dengan media Google Keep.

Dengan membuat jurnal keuangan pribadi, kamu bisa menciptakan pola pengeluaran yang sehat. Dan dompet kamu akan terbebas dari risiko Kanker alias kantong kering.

Jadi, sudah mencatat pengeluaran kamu hari ini belum? 🙂

Nulis Sambil Bahas Bisnis

Siapa bilang cari ide bisnis itu susah? Zaman sekarang, apa-apa bisa jadi uang. Berpikiran realistis, apapun bisa jadi bisnis!

Di dunia yang serba cepat ini, kamu dapat mengenali banyak bidang-bidang profesi yang muncul. Terutama saat pandemi ini di mana kamu dapat merasakan kenyamanan bekerja secara remote atau Work From Anywhere.  Wow!

Sebagai penulis, kamu harus update dengan perkembangan zaman. Kamu harus tahu bahwa dunia tulis-menulis tidak bisa dipisahkan dari dunia bisnis. Bukan hanya sebagai karyawan dari perusahaan, kamu juga bisa mendirikan usaha kamu sendiri dengan jalan menulis. Dengan begitu kamu bisa tetep cuan dari nulis.

Ingin tahu gimana prospek nulis bisa berdampak bagi finansial kamu? Yuk ikuti tulisan aku di bawah ini. Cekidot!

Daya Jual Sebuah Tulisan

Sebuah tulisan yang memikat pembaca, menjadi daya tarik, dan menciptakan transaksi suatu produk adalah tulisan yang menjual. Dengan demikian, kamu bisa menciptakan peluang kerjasama denga pelanggan dan dengan perusahaan dari membuat tulisan. Bukan hanya itu, orang lain bisa mengetahui tulisan kamu dengan melihat portofolio tulisan digital kamu.

Maka tidak heran kalau perusahaan mau menyewa jasa seseorang yang membantu memasarkan produk mereka. Mereka bisa bekerja secara freelance ataupun terikat. Mereka inilah yang disebut copywriter dan content writer. Tulisan mereka akan berdampak bagi penjualan produk perusahaan.

Bukan hanya itu, tulisan yang enak dibaca dan mudah dipahami bisa menjadi sebuah buku. Buku dapat dijual kepada pembaca yang sesuai. Buku dapat menjadi sebuah prospek finansial yang memberikan passive income.

Personal Branding

Bukan cuma tulisan yang berdaya jual, tulisan juga bisa membentuk personal branding kamu di internet. Kamu tidak hanya mendapatkan kepercayaan dan pengakuan oleh orang-orang, namun juga mendapat ciri khas yang selalu terkenang bagi banyak orang.

Apabila kamu adalah penulis fiksi, kamu dapat menjadi tenar karena karya-karyamu menghibur dan memberi warna bagi banyak orang. Kamu dapat melahirkan tokoh fiksi yang tentunya selalu dicintai dan diingat banyak orang.

Apabila kamu adalah penulis nonfiksi, kamu dapat menjadi tenar karena kamu sukses menjadi manfaat banyak orang dengan nilai-nilai kehidupan yang kamu bagikan. Kamu juga bisa membagikan pancaran aura positif kepada mereka dengan sisi kehidupan yang kamu amati.

Kamu tetap bisa berkarya dalam bentuk yang lain, misalkan menjadi selebgram ataupun menjadi YouTube content creator. Orang-orang akan lebih mengenalmu lewat tulisan-tulisan kamu. Dengan demikian, kamu tetap bisa mendapatkan penghasilan lewat personal branding yang kamu bentuk.

Elemen Bisnis Yang Tak Terpisahkan

Sang penulis bisa hidup berdampingan dengan jalannya sebuah bisnis. Tulisan adalah jantung dari dunia digital marketing. Tanpa adanya tulisan, konten tidak akan ada. Oleh karena itu, bentuk tulisan apapun bisa menjadi konten yang dapat mengenalkan brand image perusahaan tempat kamu bekerja di internet. Bukan cuma itu, tulisan yang baik akan memancing pembaca untuk melakukan transaksi dan tentunya menggerakkan roda bisnis karena penjualan perusahaan bisa lebih meningkat.

Apabila kamu adalah pemilik bisnis pribadi / keluarga /  perkumpulan temanmu, kamu juga bisa menjadi seorang copywriter dan content writer bagi bisnis kamu sendiri. Bukan hanya mengembangkan perusahaan kamu, kamu juga bisa berdampak dengan peranan kamu sebagai penulis, tanpa harus melamar atau mendaftar sebagai content writer di perusahaan kamu.


Nah, sekarang kamu tahu ‘kan kalau nulis itu tak terpisahkan dari bisnis?

Baik menjalankan bisnis orang lain ataupun sebagai pemilik bisnis pribadi/keluarga, kamu tetap bisa berpengaruh besar lewat tulisan kamu. Kamu juga bisa bergerak mandiri tanpa adanya ikatan, dengan mengikuti proyek freelance dan menerbitkan e-book atau buku sendiri. Dengan demikian, kamu bisa menghasilkan keuntungan lewat tulisanmu yang berdaya jual.

Semangat mengembangkan diri, mengembangkan dompet, dan mengembangkan kemampuan dengan tulisan pribadi! 😊

Tulisan dan Manajemen Keuangan

Berniat nabung, malah uangnya gak ketampung. Berniat hemat, malah melarat. Ingin kaya, tapi kesulitan mengatur biaya.

Siapa di sini yang relate hayo?

Enggak apa-apa, jika kamu menyadarinya sekarang artinya belum terlambat menyadari hal ini. Maka yuk kita belajar manajemen keuangan dengan cara membuat tulisan. Lho, memang apa sih manfaatnya?

Memiliki Tujuan Keuangan yang Jelas

Memiliki tujuan keuangan berarti memiliki masa depan yang kamu inginkan. Apakah kamu mau hidup sederhana, mewah, atau berkecukupan? Kamu bisa memilih dan menetapkan tujuan keuangan kamu apa saja. Untuk menikah? Beli rumah? Beli Mobil?

Kamu dapat menuliskannya seperti ini:

“Saya akan membeli rumah seharga 1 Milyar dalam 5 tahun ke depan. Uang yang terkumpul saat ini sebesar … “

Kamu bisa mencatat berapa poin secara terpisah. Ditambah lagi, kamu bisa menuliskannya di sticky notes fisik, sticky notes PC, dan notes catatan kamu. Kamu bisa melaporkan berapa nominal yang terkumpul dan apakah sudah mencapai Goal/ Tujuan keuangan atau belum.

Dengan begitu kamu dapat membuat self-reminder buat diri kamu sendiri. Tidak hanya mengingatkan kamu bahwa kamu punya tujuan keuangan, tetapi kamu juga dapat memantau progressmu secara berkala. Ini juga menjadi motivasi agar kamu dapat lebih disiplin mengelola uang.

Lebih Konsisten

Knowledge is power, consistency is the key.

Kamu akan lebih konsisten dalam mengelola keuangan kamu. Bukan hanya sekali-dua kali. Tapi kamu akan membiasakan mencatat hal-hal yang kamu lakukan dalam jurnal keuangan kamu. Kamu juga bisa menuliskan kendala dalam menyimpan uang / nabung, investasi, maupun mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.

Misalkan aku mencatat berapa banyak pengeluaranku berupa makanan, kelas online, maupun biaya buku. Aku akan mengetahui apakah aku sudah efektif mengelola uang atau belum dari sana. Dengan begitu aku akan lebih menghargai uang karena aku memantau pengeluaranku.

Selain itu, aku juga bisa mencatat siapa saja orang yang kupinjami uang atau kuhutangi (yang seharusnya tidak boleh ada). Aku harus disiplin untuk meminta orang yang meminjam mengembalikan ataupun tidak membuat hutang sama sekali, meskipun itu dengan teman yang sudah dekat dan terbiasa.

Cara pencatatan nya misal seperti ini:

“Total Hutang : … “

Total Piutang: …

Pengeluaran Harian: …”

Banyak format yang bisa kamu lakukan. Kamu bisa menuliskannya di diary/jurnal, di aplikasi pencatatan keuangan, atau di notes online/digital kamu sendiri.

Lebih Membuatmu Sadar Diri Sendiri

Banyak aplikasi pencatatan keuangan modern berbasis aplikasi Smartphone Android saat ini. Tetapi aku pribadi masih menyukai jalan jurnaling sebagai media perantara pencatatan keuangan, sebelum aku memindahkannya. Kenapa?

Sadar atau tidak, pencatatan keuangan tanpa adanya evaluasi sama saja. Kamu bisa mencatat pengeluaran kamu tetapi kamu belum tentu mengingatnya. Bisa jadi kamu tidak sadar melakukannya.

Sudahkah kamu melakukan investasi untuk dirimu sendiri? Minimal leher ke atas alias kepala. Apakah kamu sudah menyadari bahwa seluruh tubuhmu adalah anugerah dari Allah?

Aku sendiri terkadang menulis sambil mengamati, pengeluaran terbesarku untuk apa. Terkadang aku boros di gadget, terkadang aku boros di self-dev dengan buku-buku dan kelas online, dan terkadang aku boros di makanan. Sebenarnya tidak masalah mau boros di aspek manapun. Asalkan kita bertanggungjawab dengan apa yang kita keluarkan.

Karena mencari uang adalah hal yang susah, maka kamu harus bisa bertanggungjawab dalam setiap rupiah yang kamu keluarkan. Apakah kamu sudah menghargai makanan yang kamu beli, tanpa membuangnya? Apakah kamu sudah membaca semua buku yang kamu beli, mengikuti semua kelas online tanpa diskip-skip? Apakah kamu memakai gadget yang kamu punya atau sekedar gengsi semata?

Kamulah yang bisa menentukan, sebenarnya apa yang kamu butuhkan dalam hidupmu. Dengan demikian, kamu tidak akan sia-sia dalam mengeluarkan uang. Maka jalan yang dapat dilakukan adalah menulis. Bagaimana bisa?

Aku menggabungkan teknik journaling ini dengan manajemen keuangan. Caranya sederhana saja. Misalkan seperti ini:

Bulan ini, pengeluaran terbesar saya adalah di self development. Saya mengeluarkan uang sebesar Rp 2.000.000,- untuk kelas-kelas online yang saya ikuti karena saya ingin belajar banyak hal seperti Digital Marketing dan Content Writing Padahal saya belum mengikuti kelasnya sama sekali. Yang sebenarnya saya perlukan adalah kelas Copywriting seharga Rp 300.000,-. Saya berjanji untuk mengalokasikan dana lebih bijak dalam self-development, dengan mengambil kelas yang pasti bisa saya selesaikan.

Tidak ada lagi yang bisa menyadarkanmu selain dirimu sendiri.


Nah, itu tadi adalah manfaat manajemen keuangan lewat tulisan sekaligus cara menerapkannya. Dengan begitu, kamu akan lebih bijak mengelola uang, sekaligus mempelajari pola-pola kamu dalam menggunakan uang.

Buat kamu yang masih berusaha mengelola uang, aku ucapkan selamat berjuang dan berusaha yah :). Aku akan mengakhiri tulisan ini dengan sebuah quotes

Impian itu tidak lahir dalam satu-atau-dua malam. Impian lahir dari kerja keras, konsistensi, kesadaran, dan komitmen yang dibangun selama berhari-hari, berbulan-bulan, dan bertahun-tahun.

Selamat berproses! 🙂

#30DWC #30DWCJilid39 #Day6

My Journey of Healing Through Consistent Writing

Melewati pengalaman penuh luka dan duka di mana kamu melihat dirimu disakiti,

Bukan hanya satu dua kali, namun berulang kali.

Rasanya… menyakitkan bukan?

Buat kamu yang sedang berjuang, melewati pengalaman itu, aku akan memberikanmu beberapa cerita mengenai pengalaman tulisan yang menyembuhkan…


Aku mengingat kembali suatu masa, ketika aku berada di sekitar orang-orang yang toxic. Saat itu, pekerjaanku sedang keras-kerasnya. Aku kelelahan, siang dan malam. Hubunganku dengan pasangan juga sedang renggang kala itu, sebelum perpisahan terjadi. Keluargaku juga sedang jauh, jauh di sana, di tanah halaman.

Aku sempat melarikan diri dengan mengambil banyak kesibukan. Pelayanan di Gereja, makan yang banyak, game, hobby di YouTube, bisnis, dan yang lainnya. Tapi itu semua hampa ketika aku tidak melakukan kesibukan apa-apa.

Rasanya aku ingin menghilang saja dari dunia ini.

Menghilang. Benar-benar menghilang dengan cara apapun. Tapi aku tidak sekali-kali memikirkan cara untuk menyakiti diri ataupun bunuh diri. Aku ingin menghilang saja.

Hingga aku duduk di kamar yang tenang, tanpa cahya selain lampu tidur.

Duduk di atas kursi di depan meja kayu. Hanya ada aku, bayanganku, dan laptop yang memutarkan music piano.

Kuambil buku tulis kosong yang belum pernah aku tuliskan. Aku membuka halaman kosong dan mulai menuliskan banyak hal di sana.

“Eh kamu, apa kabar mar?”

Aku mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan luwes.

             “Sehat. Kamu gimana kabarnya?”

             “Kurasa engga juga. Aku merasa ga begitu baik nih ☹”

            “Lho kamu kenapa?”

Saat itu aku bercerita kepada diriku sendiri. Aku menceritakan banyak hal, mulai dari rasa sepi yang aku alami, orangtua yang jauh di sana, kekasih yang hilang, dan segala rentetan peristiwa di pekerjaan yang membuatku menderita.

Saat aku mulai menceritakan soal kekasih yang hilang, ujung penaku bergetar dan aku berhenti sesaat.

Aku menulis tiada henti. Tangisku pecah dan aku terisak-isak.

Rupanya aku sedang tidak baik-baik saja. Aku mencoba untuk menghindari masalahku yang sesungguhnya dengan cara menyibukkan diri. Aku selama ini merasa sang kekasih yang salah dalam hubungan tersebut. Tetapi, saat itu juga aku menyadari banyak kesalahanku yang aku perbuat.

Tangisku terhenti ketika aku memutuskan untuk memaafkan diriku dan apa yang sudah terjadi.

Dan aku merasa lebih baik. Setidaknya untuk hari itu.

Kadangkala luka tersebut muncul, dengan banyak peristiwa serupa yang menjadi trigger/ pemicu dari luka itu. Dan aku harus berhadapan dengannya.

Aku, hingga saat ini masih sering teringat cara beberapa orang memperlakukanku secara tidak layak. Orang-orang kantor lamaku, teman lamaku, ayah sendiri bahkan. Terkadang luka itu muncul dalam bentuk kemarahan.

Aku ingat, aku pernah membanting pintu dan barang-barang karena teringat salah satu rekan kerja yang menyebalkan. Aku juga sempat membanting sepatuku hanya karena ingat pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu.

Memang tidak mudah untuk menyembuhkan diri sendiri, karena seperti pernah kuceritakan sebelumnya, banyak orang yang tidak mengetahui luka mereka di mana.

Luka muncul, mereda, timbul, merekah, mereda Kembali. Itu siklus yang tidak bisa dihilangkan secara instan. Bagaikan pusaran air, kita dapat memperkecil ukuran pusaran, sehingga hidup kita tidak berhenti di tempat.

Tetapi aku berusaha hidup berdampingan dengan luka itu, sehingga aku merasa nyaman dengan diriku sendiri. Saat aku merasa sedih karena teringat kejadian tidak mengenakkan, aku menuliskannya di selembar kertas atau media digital. Aku mencoba mengingat permasalahan itu di masa lalu dan menuliskan setiap detilnya.

Dalam upaya untuk meredam respon kemarahan ataupun tangisan, aku biasanya menulis. Sekecil apapun kesempatan. Seperti akan menunggu antrean atau menunggu teman datang.


Kamu juga bisa membudayakan untuk tetap menulis. Tulisan pendek atau panjang, kamu tetap bisa melakukannya, lho 😊.

Jangan ragu buat cerita sama dirimu sendiri. Karena kamu adalah sahabat terbaik bagi diri kamu sendiri.

Sudah cerita apa ke diri kamu hari ini? Kalau belum, yuk jangan sungkan-sungkan lagi sama diri sendiri 😊

#30DWC #30DWCJilid39 #Day5

7 Cara Mengenal Diri Lewat Tulisan Pribadi untuk Dunia Kerja

“Kamu mau makan apa, nasi goreng atau bakso?”

“Kamu mau hidup yang bagaimana, sederhana atau serba ada?”

“Kamu mau jadi apa, jadi insinyur atau jadi guru?”


Kemampuan untuk mengenali kebutuhan diri, adalah bagian dari mengenal diri sendiri. Seberapa kenal kamu dengan dirimu ditentukan dari kemampuan kamu untuk bisa mengeksplorasi diri kamu. Hal ini adalah kemampuan intrapersonal.

Kemampuan untuk mengenali kebutuhan diri, adalah bagian dari mengenal diri sendiri. Seberapa kenal kamu dengan dirimu ditentukan dari kemampuan kamu untuk bisa mengeksplorasi diri kamu. Hal ini adalah kemampuan intrapersonal.

Mengenal diri sendiri itu perlu. Mengapa? Karena dengan mengenal diri sendiri kamu akan menjadi nyaman dengan diri sendiri. Bukan hanya itu…

“Kamu akan menjadi sahabat terbaik bagi dirimu sendiri”

Hal kecil berdampak besar. Karena dengan ini, kamu akan memiliki diirmu secara utuh. Kamu tidak akan merasa sendiri dan kamu tidak akan terkalahkan.

Aku jadi teringat suatu peristiwa. Enam bulan lalu dari sekarang, aku sempat meragukan profesi yang saya jalani. Engineer. Aku lelah hati, pikiran, dan jiwa saat itu.

Aku takut, kalau-kalau aku tidak tahu ke mana aku harus melangkah nantinya aku tidak akan menjadi apa-apa.

Dalam video pembelajaran di Terampil yang aku dengarkan dari Agustina Samara (Chief of People and Corporate Strategy of DANA), mengenal diri sendiri adalah bagian dari pengembangan diri (Personal Development). Kita hanya akan menjadi alat pemenuhan mimpi-mimpi orang lain, jika kita gagal dalam melakukan personal development.

Sebaliknya, dengan mengenal diri kita, kita bisa lebih terarah. Nantinya kita dapat mengarahkan diri dan cita-cita kita, sehingga saat kita meredup dan hilang dari dunia ini kita sudah mengetahui apa yang kita inginkan sebenarnya.

Bisakah kamu mengenal diri melalui tulisan pribadimu? Sangat bisa! Kamu dapat mengenal diri dengan melakukan beberapa tips berikut.

Menanyakan Perasaan Diri Hari Ini

“Hai kamu, apa kabar?” Begitu caraku menanyakan kabar ke orang lain. Ternyata cara tersebut itu cocok dilakukan di diri sendiri.

Cobalah untuk melakukannya dengan duduk di atas meja yang nyaman, lalu mulai menuliskan kalimat pembuka tersebut. Tuliskan setiap perasaan yang muncul dalam dirimu di hari itu.

Pasalnya banyak orang yang kehilangan diri mereka tanpa mereka sadar, mereka terus melakukan pekerjaan yang menyiksa atau penuh keterpaksaan.

Mereka yang kehilangan diri akan berputar-putar, berjalan di tempat yang sama. Mereka akan hidup dalam putaran roda yang tidak pernah berhenti.

Sesimpel kamu menanyakan ke diri kamu sendiri, apakah kamu merasa dirimu baik-baik saja? Cara ini ampuh dilakukan untuk mengetahui apakah kita nyaman untuk berada di suatu tempat,dan melakukan pekerjaan tertentu.

Dengan begitu kamu tahu, di mana kamu harus berada dan bagaimana kamu harus memposisikan diri sendiri di tempat kerjamu.

Membuat Evaluasi Tugas-tugas

Sudahkah kamu menuliskan seberapa baik pekerjaan kamu? Apakah semuanya selesai?

Hal ini membuat kamu mengetahui, seberapa produktifnya kamu. Caranya?

Dengan membuat daftar tugas yang sudah ada dan mengevaluasinya. Misalkan

  • Membuat rancangan kerja seminggu ke depan — Masih tahapan pembuatan
  • Membuat progress report ke atasan — belum
  • Mengerjakan proyek commissioning dan start-up — lagi dipikirin
  • Membuat standar operasional prosedur — lagi dikerjain
  • Dst.

Kamu bisa menuliskannya di manapun. Di sticky notes di depan meja kerjamu, misalkan. Atau di sticky notes Laptop kamu. Atau di Google Calendar /  Google Task / Google Keep.

Kamu dapat mengetahui seberapa kamu hidup dalam hari-harimu dengan tugas-tugasmu. Apakah semuanya selesai tepat waktu? Atau terbengkalai.

Mengevaluasi tugas-tugas berarti mengevaluasi kesungguhan hati kita sehingga kita terhindar dari prokrastinasi. Kenapa prokrastinasi berbahaya?

Karena menjelang deadline, kamu tidak dapat berpikir secara jernih sehingga kamu akan bekerja dalam situasi tekanan dan hasil kerjamu tidak maksimal.

Dengan terhubung dalam tugas-tugasmu saat ini, kamu akan mengetahui apakah kamu sudah bisa menjalankan dengan baik atau belum.

Apabila kamu sering melakukan prokrastinasi, artinya ada sesuatu yang salah dalam dirimu. Apakah sebenarnya kamu membenci pekerjaan ini?

Membuat perencanaan matang bagi persiapan karir

Merasa hidup adalah rutinitas dan kamu stuck dalam diri kamu? Merasa kehilangan arah dan mulai tidak mengetahi kamu mau jadi apa?

Kamu perlu merapikan simpul-simpul kusut dalam hidupmu. Tentunya dengan membuat perencanaan matang bagi persiapan karir. Dengan begitu, kamu mengetahui kamu ingin jadi apa sih sebenarnya.

Kamu bisa membuat coretan ini di Google Keep, buku harian, atau di media lainnya:

Pekerjaan yang Kamu Inginkan

Cara ini yang aku lakukan saat aku mulai galau dengan pilihan-pilihan hidup di depan sana. Aku menanyakan, sebenarnya pekerjaan impianku apa ya?

Nah, dengan mengetahui cita-cita impian kamu, kamu dapat mulai mengambil kelas yang ada hubungannya dengan cita-citamu. Kamu bisa mengambilnya di berbagai platform offline dan online. Banyak kelas-kelas untuk mengupgrade diri di Udemy, Coursera, SkillAcademy, dan Terampil misalkan.

Kamu dapat menyiapkan lamaran pekerjaan, memperbaiki CV dan LinkedIn, serta Latihan interview.

Mengarahkan diri untuk membuat tugas-tugas atau rencana

Membagi diri untuk menyiapkan rencana karir ke depan harus dibarengi dengan kesungguhan bekerja di tempatmu yang sekarang. Kamu bisa menuliskan rencana kapan harus belajar interview, misalkan sepulang bekerja. Tulis daftar rencanamu di HP:

  • Selasa 18 Oktober, 19.00 — Latihan interview
  • 20.00 — belajar bikin CV yang menarik
  • 21.00 — istirahat

Kamu bisa memisahkan waktu bekerja dengan waktu mempersiapkan pendaftaran pekerjaan baru. Yang penting saat bekerja kamu tidak terkesan ogah-ogahan.

Jika kamu masih terlihat malas-malasan di tempat kerja, kenali lagi dirimu sesungguhnya apa motivasimu dalam bekerja? Apakah kamu harus memiliki teman diskusi, ataukah kamu harus punya banyak waktu santai, atau kenyamanan seperti kopi pagi dan snack di siang hari? Tulislah itu semua dalam format ini:

  • “Aku nyaman bekerja kalau ada …”
  • “Biasanya aku bekerja keras di pagi/siang/sore/malam”
  • “Semangatku pergi ke kantor meningkat karena …”

Atur dirimu sebaik-baiknya sebelum pekerjaan mengatur dirimu. Bagaimana kamu menyesuaikan ritme kerja dengan ritme perusahaan tempatmu bekerja.

Bila perlu, diskusikan dengan mentor atau atasan kamu. Kamu tetap bisa kok nyaman bekerja sambil mempersiapkan perencanaan karir ke depan. Dengan begitu, kamu tidak akan takut pergi ke kantor, dan kamu akan senantiasa siap.

Dalam training yang aku ikuti yaitu Dale Carnegie Training, hal inidisebut antusiasme. Antusiasme mengalahkan segala kesulitan. Antusiasme dapat membuat kita bertahan dalam kondisi di bawah tekanan. Antusiasme tidak muncul dari luar, tapi itu adalah dorongan diri kamu sendiri.

Apa sih yang bikin kamu ngerasa antusias? Mulailah menulis dan memikirkan hal-hal tersebut.

Follow up progress rencana

Sudah membuat CV? Sudah memperbaiki LinkedIn dan sudah membuat perencanaan? Saatnya memfollow up.

Tugas mana yang belum selesai atau harus menunggu kepastian pihak lain. Rekruter misalkan. Lakukan follow up secara berkala, untuk melihat progress kamu apakah lancar atau tidak.

Apabila mereka belum memanggilmu, itu artinya kamu masih harus memperbaiki banyak hal dalam dirimu. Entah itu pengalaman kerja, entah itu skill, ataupun daya tarik dalam CV mu.

Jangan ragu untuk memaksimalkan kesempatan di tempat kerjamu, ataupun mengambil kursus lain agar skill kamu meningkat. Bila perlu, ambil proyek yang sedang berjalan atau belum dipegang.

Kamu dapat menulis setiap progressmu. Misal seperti ini

  • Buat CV jadi keren — 50%
  • Kursus data science — 30%
  • Proses mendaftar pekerjaan di PT X — 20%
  • Kursus Bahasa inggris — 10%
  • Konsultasi ke atasan dan mencari ide proyek– 100%

Menghargai setiap proses, apapun perkembangannya

Kamu bisa banget kok tetap Bahagia dalam progress yang kecil. Kuncinya kamu harus menghargai progress apapun yang dirimu buat.

Dengan begitu kamu tidak akan toxic dengan dirimu sendiri. Kamu tahu apakah tugas ini sudah berprogress.

Apabila ada kesulitan, tuliskan setiap kendala progress itu dalam selembar kertas / catatan digital. Belajar melakukan self assessment karena hanya kamulah yang bisa mengamati setiap kesulitan atau kemudahan kamu berproses.

Menentukan visi dan misi hidupmu

Sesudah kamu melakukan semua itu, kamu dapat mengetahui benang merah dalam hidupmu. Apa yang kamu sukai, apa yang kamu inginkan, apa yang menjadi motivasimu dalam bekerja, apa kendala progresmu.

Dengan memiliki catatan yang jelas, kamu dapat membacanya sewaktu-waktu, sehingga kamu bisa mengarahkan diri menuju tujuan hidup yang lebih tinggi.

Kamu bisa mulai merancang visi dan misi hidup. Visi adalah gambaran kamu dalam 1, 3, 5 bahkan 10 tahun mendatang, kamu akan menjadi apa. Sementara misi adalah cara-cara untuk mencapainya.

Misal, visi hidupku adalah seperti ini:

“menjadi cendekiawan beriman yang memberi terang banyak orang dengan ilmu pengetahuan”

Maka, misiku harus berhubungan dengan cendekiawan, keimanan /ketaqwaan, dan manfaat yang besar.

Maka misiku adalah:

  1. Beribadah secara teratur dan mendalami agama
  2. Aktif dalam mengembangkan diri dengan mengikuti kursus-kursus minimal sebulan sekali
  3. Selalu membaca buku-buku baru setiap minggunya
  4. Selalu update dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan
  5. Rajin memberikan posting / share di blog dan social media tentang sesuatu yang bermanfaat

Dengan demikian, aku bisa mengarahkan diri dalam setiap tugas-tugasku. Maka aku dapat mengenali tugas-tugas yang penting dan tidak. Yang mendesak dan tidak.

Kamu juga bisa melakukannya sendiri, dan kamu dapat membuat perencanaan yang matang dari tugas-tugasmu. Namun sebelum mencapai tahap ini, kamu sudah harus memahami cara 1-6 untuk membuat hidupmu lebih tertata.


Dengan mengenal diri, kamu mencintai kehidupan. Dengan begitu kamu siap untuk menatap masa depan.

Yuk kita sama-sama mengenal diri sendiri yang sangat penting untuk pengembangan diri kita 😊

#30DWC #30DWCJilid39 #Day4