Material Management, strategi tidak kehilangan barang dan kelebihan penampung

Bayangkan pabrikmu memiliki 100 tangki dan 1000 unicube, untuk proses yang sederhana dan simple dan hanya memiliki puluhan produk. Apakah ini bisa disebut sebagai proses yang efisien? Material management adalah solusinya.

Material management / manajemen bahan, adalah cara agar dapat menyimpan, mengelola, memindahkan, dan menampung bahan baku, bahan pra-jadi, dan bahan jadi. Dengan demikian, kita tidak perlu takut barang kita tertukar atau hilang.

Peranan tangki dalam material management

Tangki-tangki proses adalah bejana utama yang memfasilitasi jalannya proses. Masalahnya, terdapat proses yang waktu jalannya bisa 1-2 hari. Ada yang 1 minggu, 1 bulan.

Untuk itu, penting untuk mengetahui waktu tunggu / lead time dari proses, sehingga inventory bisa diminimalisir.

Peranan tangki, adalah menampung semua material proses baik itu bahan baku, bahan jadi, bahan pra-jadi. Jangan sampai tangki-tangki proses yang diperlukan, menjadi penuh dan slow-moving. Jangan sampai kebutuhan utama proses tidak terlaksana hanya karena bak penampung penuh.

Unicube sebagai sarana alternatif penampung tangki

Unicube atau Intermediate Bulk Container adalah sarana untuk menampung bahan bahan yang

  • mengalami kegagalan produksi
  • tidak sesuai standar / spek
  • akan diolah kembali (termasuk limbah)

Bahan-bahan yang tidak layak masuk tangki, harus segera dikeluarkan dan ditindak-lanjuti. Ini berarti, semua bahan harus segera diputuskan, akan dikemanakan dan dilakukan apa.

Menyimpan bahan-bahan yang akan diolah akan lebih baik dikelola di IBC. Namun perlu diperhatikan, untuk proses yang harus segera dieksekusi, IBC hanya bisa menampung bahan yang siap diproses, bukan ke bahan yang masih menunggu proses selesai dalam 1-2 minggu.

Apabila semua proses yang sifatnya masih “menunggu” disimpan di IBC, maka barang-barang ini akan menumpuk, dan kita akan kewalahan mengolah bahan di IBC karena saking banyaknya.

Labelling dan Pendataan, sebagai kunci sukses material management

Agar menjadi tanggung jawab bersama, setiap kali bahan di-drain atau ditampung ke Unicube, penting untuk menyertakan label nama bahan, tanggal, dan proses yang berlangsung.

Tindakan lanjutannya adalah, mengelola semua bahan yang ditampung di IBC, ke dalam suatu daftar tindakan dan tenggat waktu. Ini dilakukan agar semua pihak (operator, supervisor, plant head) mengetahui dan menjadi tanggung jawab bersama, sehingga semua material yang tertampung dapat ditindaklanjuti, tidak didiamkan.

Manpower management, kunci sukses dalam membangun team kerja

Apabila suatu kesuksesan tim ingin diraih, maka manpower management adalah jawabannya. Ingin membentuk suatu tim yang sehat, yang kuat, dan tentunya bisa mencapai tujuan dalam waktu singkat. Maka filosofi “tongkat estafet” yang saling dioper antar-shift harus dibiasakan dan dijalankan.

Pabrik kimia beroperasi 24 jam sehari. Dalam waktu hidup manusia, terdapat setidaknya 8 jam istirahat (saya ga ngomong istirahat harus di rumah ya, bisa jadi 4 jam di pabrik, 4 jam di rumah 😁).

Untuk bisa mencapai tujuan bersama, ada satu strategi yang disebut Manpower Management. Strategi ini memberdayakan manpower suatu industri, sehingga bisa menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing demi mencapai tujuan bersama tim.

Misalkan ada proses yang berjalan 2 batch dalam seminggu (kapasitas 1 batch 8 ton). Maka proses ini termasuk proses yang berat. Sehingga membutuhkan supervisi di industri kimia tersebut. Dalam prakteknya, supervisi dapat dilakukan oleh Ketua Grup, tidak harus dengan supervisor atau asisten manager produksi.

Penting dan mendesaknya manpower management

Mengatur manpower / manpower management penting untuk mencapai target dalam waktu singkat. Masalahnya, tuntutan management mengharuskan adanya pencapaian dalam waktu kira-kira dua minggu atau satu bulan operasional.

Dalam prakteknya, satu orang inisiator atau kepala sudah cukup, dan sisa anggota mendukung target dan sasaran dari si pemilik proyek.

Supervisor bisa mengumpulkan data dan berkomunikasi antar-shift. Engineer mengajarkan prosedur kerja dan mengatur jalannya pergantian antar shift. Sementara project leader bisa mengolah data-data yang sudah diproses antar-shift tersebut.

Bagaimana jika tidak ada manpower management? Hal ini akan kacau. Satu personnel dapat bekerja 16-24 jam sehari. Bukankah hal ini amat sangat membuat gila?

Apabila jalannya proses hanya 1-2 kali, tentu tidak masalah.
Apabila proses berjalan selama sebulan? tentu masalah lain seperti kesehatan akan muncul.


Dalam upaya mencapai tujuan bersama, kita harus melibatkan SDM yang ada. Dengan demikian, kita tidak merasa berjalan sendiri dan target tidak sulit untuk dicapai. Sebaliknya, pencapaian mudah dilakukan karena ada bentuk kontribusi dari tim-tim terkait.

Agar badan tetap sehat dan pabrik tetap terawat

Hidup sehat adalah segalanya. Semua masalah hidup tidak akan ada apa-apanya dibanding tubuh yang tidak sehat. Ketika kita punya 1000 masalah, rasanya berbeda jika kita punya 1 masalah kesehatan dan mengganggu 1000 masalah tersebut.

True health is wealth.

Penting adanya menjaga sehat badan kita, seiring dengan menjaga pabrik agar terawat. Tidak sesulit merawat kondisi pabrik, menjaga kesehatan sama halnya dengan menjaga pabrik. Berikut adalah beberapa tips self care buat kamu, pekerja industri kimia.

#1. Pastikan makan sehat tepat waktu

Pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi tepat waktu. Jangan tunggu sampai larut malam, ataupun makan di sela-sela pekerjaan. Maksimalkan waktu istirahat siang (bagi shift siang) dan malam, dengan konsumsi makanan empat sehat kamu lima sempurna.

#2. Shift Malam dan Shift Siang, budayakan pola tidur di jam yang sama

Agar ritme sirkardian berjalan baik, pastikan untuk menjaga pola tidur. Jangan mengubah jam tidur bila tidak terpaksa. Bila perlu, pastikan memiliki power nap atau tidur siang yang cukup untuk menjaga kestabilan mental dan ritme sirkardian.

#3. Sempatkan untuk berolahraga dan budayakan pola hidup sehat jasmani dan rohani

Olahraga ringan seperti lari-lari kecil atau berjalan kaki jarak jauh, itu bisa membantu Anda. Pastikan agar kita tetap segar bugar, sehat jiwa raga, dan tentunya sehat mental. Olahraga itu disempatkan, bukan dicari-cari waktunya agar luang.

Jangan lupa untuk mencuci peralatan bekerja, membereskan kamar agar pakaian dan alat-alat tetap bersih dan rapi. Perbanyak ibadah dan kebutuhan iman. Dengan demikian kita bisa tetap sehat jasmani dan rohani.


Menjaga kondisi fisik juga merupakan salah satu bentuk Preventive Maintenance diri ini, agar tidak terjadi breakdown baik fisik maupun mental. Dengan demikian, kita tetap mengusahakan agar pabrik terawat dan tubuh tetap sehat selama bekerja.

File 1: Berhenti sendiri, atau diberhentikan?

Pertanyaan atau kebingungan?
Mengingat hal ini sangat-sangat kontradiksi. Antara proses yang berhenti sendiri atau diberhentikan secara sengaja.

Sudah 10 jam sejak peristiwa suatu alat berhenti sendiri, yang mana ini masih menjadi misteri sejak pabrik dioperasikan. Masalahnya tidak ada yang menghentikan proses tersebut. Namun proses ini benar-benar berhenti, sunyi, tak berputar lagi.

Apakah benar tidak ada yang membuat proses ini berhenti?

Benar, karena menurut kesaksian orang-orang. Tidak ada yang merasa menghentikan proses ini secara sengaja.

Bagaimana jika proses ini diberhentikan secara tidak disengaja?
Bagaimana mungkin ini terjadi?

Jawabannya mungkin saja. Karena ada yang disebut Safety Interlocks yang membuat pabrik berhenti secara otomatis apabila ada proses yang berjalan tidak dikehendaki.

Interlock apa yang diaktifkan? Apa yang memicu interlock tersebut?

Akhirnya kami melakukan pendataan interlocks…

Apa yang sebenarnya terjadi?

Ada satu valve yang ditutup secara manual. Valve ini ditutup secara sengaja, akibat terdapat abnormalitas proses (terjadi tingginya level cairan dalam tangki), karena salah satu personnel takut terjadi tumpahnya aliran.

Namun, kesengajaan proses ini terjadi karena ketidaktahuan SOP dan Interlocks tersedia. Saat valve ditutup secara sengaja, interlock menjadi aktif sehingga menonaktifkan keseluruhan proses.

Action selanjutnya adalah menjelaskan SOP kepada para operator sehingga tidak terjadi kekeliruan operasional.

Dengan demikian, kita tidak perlu mencari “siapa pelakunya”. Karena permasalahan utama bukan di siapa yang melakukan, tetapi sistem yang berjalan masih memiliki celah sehingga proses berhenti secara otomatis akibat interlock yang aktif.

File 2: Valve open tapi zero flow

Satu jam lebih di saat petang kami melihat bahwa valve open namun zero flow. Begitu kami pulang, kami terkaget-kaget karena satu tangki sudah habis mengalir dari lantai 4 ke lantai 1. Akhirnya terdapat aliran.

Aneh sekali, saat kami buka, kami sentuh, kami perhatikan, aliran tidak ada. Padahal sudah kami pastikan satu jalur ini tidak di-blind maupun mampet.

Begitu kami tinggal proses ini pulang ke rumah, ternyata satu tangki berisi empat ton sudah habis. Habis tak bersisa sedikitpun.

Saya baru kali ini menemukan kasus valve yang bekerja tidak sesuai dengan kenyataannya.
Open berarti buka.
Closed berarti tutup.

Saya telah mengecek dan memastikan benar-benar antara kesesuaian alat di lapangan dengan program komputer. 100% dipastikan sama. Namun alat ini kesannya berbeda. Apakah valve mengalami malfungsi? 🤔

Dugaan yang ada-ada saja. Jelas-jelas valve open tapi zero flow…

Saya yakin, valve sudah terbuka. Dan hanya valve ini saja ditemukan masalah. Hingga akhirnya saya penasaran dan membuka valve tersebut, sampai ke dalam-dalamnya.

Begitu saya melihat bagian mekanik valve, saya terbelalak karena menemukan bahwa ternyata… valve berada dalam kondisi open alias terbuka. Padahal indikator valve dan program komputer menunjukkan closed.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Apa yang sebenarnya terjadi?
Yang jelas, valve tersebut bukan sulap bukan sihir. Tidak mungkin valve bisa membalik / tertukar posisi ketika sudah dipasang.

Masalahnya, bagian mekanik valve sudah terbalik posisinya sejak semula, jauh sebelum bagian pneumatik on-off dipasang.

Bukan salah program, bukan salah pemasangan,
Valve sudah salah dipasang sejak awal, menyebabkan permasalahan baru terdeteksi setelah program dieksekusi.

Kasus menjadi selesai ketika valve posisinya disesuaikan dengan indikator. Open menjadi open, dan close menjadi close.

File 3: Tidak ngapa-ngapain tapi bocor sendiri

Unik sekali alat ini. Tidak disentuh, tidak dibuka, tidak ditutup, tidak diprogram. Dan bocor sendiri, keluar. Sebanyak 6 ton isi dari dalam, keluar dan membanjiri lantai ini.

Screw Press. Alat yang lebih berfungsi bagi industri sawit atau pengolahan biomassa padat yang mengandung sedikit air. Alat ini menjadi pusat keajaiban yang berguna sekaligus malapetakan bagi pabrik kimia ini.

Entah mengapa, alat ini terkesan misterius dan aneh.

***

Sore tadi, kami memuat 6 ton bahan baku biomassa dari atas reaktor. Kami melakukan loading dan 1 jam kemudian melakukan press dengan alat ini. Tiga puluh menit pertama, semua terkesan lancar-lancar jaya. Namun setelah tiga puluh menit alat ini berulah kembali.

Tidak ada produk yang keluar …

Kami melakukan troubleshoot dengan melakukan konfigurasi ulang alat: maju-mundur, geser, maju-mundur lagi. Hingga kami putuskan untuk mendiamkan alat tersebut.

Satu jam berlalu, terdapat tanda aliran mulai kencang kembali. Namun ternyata itu bukan kabar buruk. Sebanyak 6 ton kurang cairan tersebut tumpah… beserta dengan ampas-ampas biomassa yang kami press.

Mengapa terjadi bocor sendiri tanpa konfigurasi?

Awalnya kami menduga karena salah setting alat, atau kesalahan prosedur karena kami melakukan prosedur itu, lewat waktu istirahat. Yang berarti ada dua tim berbeda yang melakukan konfigurasi alat.

Ternyata, kami menemukan ada faktor “keenceran” lumpur (slurry) yang digunakan. Yakni apabila cairan yang dimasukkan lebih kaya cairan dibanding padatan, maka performa alat menjadi tidak maksimal. Adapun “perforated plates” dari alat, juga tersumbat oleh lumpur-lumpur berukuran tebal, yang membuat cairan menjadi keluar ke arah axial.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Kami mengetahui, perubahan rasio padatan: cairan signifikan terhadap performa cairan keluar alat press. Pada rasio tertentu, cairan yang sangat pekat tidak mampu keluar dengan lancar dari screw press. Namun cairan yang encer akan membuat performa alat tidak maksimal. Bukan hanya cairan yang keluar lewat ujung press, namun seluruh umpan juga ikut keluar yang menyebabkan seolah-olah terjadi bocor sendiri.

Kami langsung melakukan pengaturan rasio umpan, dan kasus resmi ditutup.

File 4: Ke mana produk saya?

Teringat pada Maret 2023, di mana saya memasukkan umpan fraksinasi sebanyak 8000 kg. Dan hanya mendapatkan 6500 kg produk utama, sampingan dan residu. Lantas di mana 1500 kg produk lain?

Ketika alat batch fractionation yang baru ini saya jalankan pertama kali, saya melihat bahwa terdapat fraksi senyawa yang harus ditinggalkan di alat sebagai holdup. Ini berarti, sejumlah senyawa harus “ditinggal” di dalam kolom, guna mendapatkan kesetimbangan fasa uap cair dan untuk menjaga agar produk yang masuk dan keluar bisa seimbang.

Kala itu, batch kedua yang mana masih menggunakan bahan baku turunan minyak Cengkeh. Semua produk tersebut saya timbang dengan hati-hati di dalam penampung Unicube / IBC.

Begitu saya total, saya mendapatkan timbangan sebagai berikut:

IBC keQuantity, kg
1900
2950
3960
4980
5990
6985
7750
Hasil timbangan per Unicube yang saya dapatkan

Apabila ditotal-total maka saya harus mendapatkan sebanyak 6515 kg produk.

Padahal sejak semula, saya memasukkan sebanyak 8000 kg umpan.
Lantas ke mana 1485 kg produk yang lain?

***

Ke mana perginya 1485 kg produk yang lain?

Setelah bingung mencari-cari, saya putuskan melakukan tracing product. Saya timbang, berikan identitas, dan saya cocokkan dengan batchsheet trial mula-mula.

Alhasil saya mendapatkan produk akhir yang hampir sama dengan data awal. Bedanya terpaut 300 kg. Dari mana selisih 300 kg ini berasal?

Ternyata, hasil timbangan dengan Loadcell di peralatan berbeda. Ini menjadikan data yang kita terima dari loadcell tidak valid. Perlu dilakukan kalibrasi ulang.

Lantas, apakah ini juga berlaku untuk Level Reboiler?

Apa yang sebenarnya terjadi?

Diketahui, bahwa kurva kalibrasi / level reboiler tidak sama dengan jumlah aktual cairan yang diumpankan. Ini berarti, sejak semua, saya tidak mendapatkan 8000 kg umpan. Melainkan, kurang dari 8000 kg umpan yang saya masukkan.

Ini berarti, sejak semula, dari sebanyak 1485 kg cairan yang hilang, 300 kg nya berasal dari selisih timbangan, dan sebanyak 1285 kg nya berasal dari selisih level reboiler.

Ini berarti, sejak semula saya hanya menggunakan 6515 kg umpan bersih, sehingga cairan tidak benar-benar hilang, malah justru cairan masuk dan keluar jumlahnya sesuai.

Dengan demikian, tidak ada cairan hilang dan kasus dinyatakan selesai.

Case 5: Dua Fasa, Dua Dunia

Kembali di kuartal keempat 2022, saya menganalisa alat yang bernama coalescer, di mana fungsi alat tersebut untuk memisahkan fasa air dan fasa minyak.

Di sana terdapat salah satu transmitter bernama Interface Level Transmitter (ILT). Alat ini berfungsi untuk melihat ketinggian batas antar-fasa terhadap titik nol.

Suatu ketika, saya melakukan sampling pada alat Interface Level Transmitter. Saya sampling di titik sampling 0% ke dalam suatu gelas beaker.

“Masih air”

Oke, saya lanjut lagi sampling di 25% ketinggian.

“Oke ini juga air”

Saya lanjut sampling di 50% ketinggian.

“Air juga”

Ketika saya naikkan di 75% ketinggian.

“Masih air. Kenapa ya? Jangan-jangan air semua sampai atas”

Ketika saya ambil sample di 100% ketinggian, saya terbelalak melihat gelas sample saya…

“Ternyata 100% cairan di sini air semua… Ini buruk karena bila fasa air terbawa ke fasa minyak, maka bagian atas akan mengandung air.”

Saya bergegas menuju control room, dan memeriksa Level interface Transmitter (LIT). Saya melihat bacaannya:

75%

Aduh, saya telah tertipu bacaan level transmitter. Saya curiga bahwa selama ini bacaan nya salah, menyebabkan air banyak terbawa ke fase minyak (hasil dari pemisahan yang tidak sesuai dengan standar).

Kira-kira kenapa ya?

Settingan Level Transmitter perlu dilakukan kalibrasi ketika dimasuki fluida tertentu. Adapun terdapat settingan density yang harus diatur, sehingga ketika floater / bandul membaca lapisan fasa, level yang terhitung menjadi akurat secara presentase.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Terdapat settingan yang belum sempurna saat tahap pre-commissioning dan commissioning. Hal ini wajar terjadi, karena saat commissioning masih menggunakan fluida air dan proses tidak berjalan kontinyu.

Penting adanya bagi sebuah pabrik untuk dapat mengecek dua fasa pada lapisan air-minyak, alat-alat pemisah seperti coalescer, tangki pemisah, sight glass, maupun decanter. Hal ini untuk menghindari terbawanya lapisan fasa ringan ke berat, atau sebaliknya.

File 6: Misteri hilangnya aliran

Bukan sulap, bukan sihir.
Hanya sebuah misteri,
Dari hilangnya aliran di pabrik ini.

“Kok hilang mas? Tadi sempet ada aliran ngga”
“Ada Mas. Tapi bentar doang abis itu hilang.”

Pernah ada, kemudian menghilang.
Persis seperti manusia-manusia tukang ghosting dalam konteks hubungan anak muda. (Lah?)

Ada suatu cerita, mengenai hilangnya aliran dalam proses pengolahan minyak atsiri di pabrik kimia. Di suatu saat asam “X” diinjeksikan ke dalam reaktor, setelah 30 menit aliran tersebut hilang. Hilang tak berbekas, hilang tanpa jejak.

Di saat kami membutuhkannya, dia menghilang.

Bukan Avatar

Singkat cerita kami berusaha memeriksa semua parameter tertulis: Suhu, tekanan, aliran, bahkan data di waktu-waktu tertentu. Ternyata, aliran tidak benar-benar menghilang secara spontan. Namun, berangsur-angsur menurun hingga 0 m3/jam aliran.

Kenapa ya kira-kira?

Aku juga bertanya, namun pertanyaan itu tak memberikan solusi pada jawabannya. Melainkan suatu kebingungan yang tak berkesudahan.

Mungkinkah valve menuju reaktor tertutup?
Mungkinkah karena terjadi penumpukan / penyumbatan?

Kami putuskan membuka pipa tersebut. Dua inci diameternya dan 3 meter panjangnya. Bukaan empat baut nomor 24 tak menghalangi kami untuk membuka baut tersebut. Hingga akhirnya hal yang tak pernah kami duga langsung muncul di depan mata…

Mampet! Tak bercelah, tak tersisa lubang sedikitpun untuk kami intip. Jalur tersebut sudah tertutup oleh sesuatu yang keras, putih, liat. Bentuknya seperti lilin, namun lebih mirip dengan dodol karena tidak mudah kita keluarkan dengan logam.

Barang itu tak bisa dicongkel, disodok, maupun dikeluarkan dengan mekanik. Alhasil air bertekanan 5 bar dan dipanaskan cocok untuk mengeluarkan benda putih tersebut.

Pabrik kembali normal, setelah empat jam usaha kami mengeluarkan barang itu.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Asam X bereaksi dengan minyak, membentuk reaksi samping penyabunan. Adapun sabun dalam konteks ini adalah “garam” yang lunak, dengan karboksilat yang terbentuk dari asam kuat “X”. Karboksilat bereaksi dengan alkali (basa) sehingga membentuk garam.

Reaksi ini mirip dengan pembuatan sabun di pabrik sabun / turunan minyak sawit. Bedanya, ini reaksi yang tidak kita kehendaki.

***

Hari ini aku belajar, bahwa bahaya di pabrik kimia cenderung tidak terlihat. Adapun reaksi penyabunan ini hanya bisa diketahui dengan prior knowledge atau pengalaman yang harus dialami terlebih dahulu. Apabila aku tahu lebih dahulu, seharusnya aku mencegah pertemuan minyak dengan sulfat, setelah reaksi selesai diadakan.

Seharusnya aku membilas jalur dengan minyak murni, sehingga terbebas dari sisa reaktan dan reaksi samping yang tidak dikehendaki.

Pak Luhut wannabe di tanah Indesso

Luhut Binsar Panjaitan disingkat LBP
Apakah LDP kepanjangannya Luhut Dinsar Panjaitan?

Ternyata tidak begitu 😁. Kode inisial saya di perusahaan adalah LDP, atau kepanjangannya Laurentius Damar Parthasiwi (nama lengkap saya).

Well, jujur bagi saya punya inisial itu suatu hal yang keren banget, karena nama inisial saya bisa sependek kode mata uang seperti IDR atau JPY. Penasaran kenapa tidak empat huruf saja ya seperti kode saham 🤔🤔 (misal LDPS = Leksadana Pasal Saham … maksa😑)

Namun, sebagus-bagusnya nama tetap saja ada plesetannya.
Ada yang menyebut saya LDR lah,
ada yang nyebut saya LBP lah.
Lho kok jadi pak Luhut beneran? 😁

Dari sinilah ilham terhadap nilai hidup dimulai

Mirip sifat dengan pak Luhut, hanya beda nasib

Pak Luhut terkenal sebagai orang yang expert / Ahli di segala bidang… atau disebut sang Expert Generalist, seperti Elon Musk atau Steve Jobs.

Walau demikian, saya masih jauh dari kata “expert generalist.” Mungkin saya lebih pantas disebut “expert generalist someday” atau “expert generalist wannabe”. Mungkin saya baru layak dipanggil “kroco generalist.”

Pak Luhut menteri segala urusan, pak Damar engineer segala urusan

Dalam prakteknya, pak Luhut banyak memegang project dan program kerja di era bapak Jokowi selaku presiden. Sampai ada yang nyinyir “apa apa pak Luhut”. Atau seperti ini “pak Luhut adalah menteri segala urusan”

Dalam kenyataan di politik perusahaan, mungkim saya bisa jadi salah satu orang yang dilibatkan dalam Hot Issue perusahaan. Hal yang saya yakini benar adalah ketika ada pabrik baru berdiri, saya dilibatkan dan menangani proses di situ (menangani, tak selalu menyelesaikan).

Mulai dari menjalani pekerjaan commissioning engineer, shift supervisor, project engineer, maintenance engineer, instrument engineer, hingga utility Engineer, semuanya dilibatkan. Saya pernah memegang project penurunan COD dan treatment air sumur menjadi air bersih, membuat rencana program SCADA, dan menjalankan aktivitas produksi saat commissioning, di hari yang bersamaan.

Suka belajar banyak bidang

Ketika saya diberikan banyak bidang dan banyak pekerjaan, saya selalu terima dulu apa adanya. Perkara saya bisa menyelesaikannya atau tidak, salah atau benar, itu urusan nanti. Yang jelas saya hampir tidak pernah menolak.

Yang mendasari hal tersebut adalah, karena saya suka belajar dan selalu ingin belajar. Ini membuat saya cepat dimutasi ke banyak project dan bidang-bidang yang baru.

Keterusan jadi generalis di luar pekerjaan

Sayapun masih suka belajar banyak bidang setiap harinya. Sepulang kerja, yang saya buka adalah laptop. Mulai dari menguasai programmimg skill, management consulting, social media management, hingga copywriting dan content writing skill, saya akan terus semangat buat menimba ilmu dan ekspansi bidang pekerjaan serta keahlian.

Expert generalist wannabe

Saya ingin menjadi seorang generalis ahli. Bukan jack of all trades yang jago banyak hal, namun tidak ada yang dikuasai mendalam. Di sini saya ingin aspek-aspek yang saya pelajari saya samaratakan

Sama jagonya
Sama dalamnya
Dan sama kualitasnya

Siapakah aku?

Akulah “pak Luhut” versi pabrik ini.

Orang yang mengerjakan dan menguasai lini produksi, pabrik demi pabrik, proses demi proses.
Engineer yang menaungi sudut-sudut utilitas dengan usulan dan perbaikan air dan air limbah.
Pria yang mengamati kinerja mesin dan memberi rekomendasi apabila ada perbaikan.
Hamba atasan yang merancang sebagian, mengimprovisasi sedikit, dan menjalankan pabrik kimia yang berdiri di Indesso.

Dan akulah Laurentius Damar Parthasiwi, yang akan menjadi generalis ahli seperti pak Luhut Binsar Panjaitan.