Kotak Suci Peralatan Kami Dicuri

Satu jam berlalu sejak kami mencari kotak suci berisi peralatan kami. Perkakas itu tentu tidak mungkin menghilangkan dirinya sendiri, apalagi dicuri.

Satu jam berlalu sejak kami mencari kotak suci berisi peralatan kami. Perkakas itu tentu tidak mungkin menghilangkan dirinya sendiri, apalagi dicuri.

Pertanyaannya: siapa yang menggunakan tapi tidak mengembalikan?
Apakah ada yang mengambil kotak suci itu tanpa izin?

Kami mencari peralatan. Atas ke bawah. Di atas tangki, di bawah tangki, di sela-sela alat utama. Di sudut-sudut pillar kayu, di manapun yang mungkin. Kami sudah gunakan senter dan mencari di tempat-tempat gelap.

Nihil. Tiada hasil.
Peralatan kami dinyatakan hilang.

Bagaimana caranya kami bisa kehilangannya?
Barang itu ada 3 jam lalu sebelum kami mencari-cari. Masalahnya, setelah digunakan, peralatan tersebut ditaruh begitu saja tanpa diamankan dengan baik.

Terakhir, benda itu kami taruh di atas platform kayu tempat kegiatan perbaikan dilakukan. Hanya ditaruh begitu saja.

Semua orang pergi sejak kegiatan perbaikan itu dilakukan. Dan kami melupakannya.

Di saat kami membutuhkannya,
Dia menghilang (bukan avatar)

Kami saling menyalahkan, saling menuduh. Karena benda itu tidak kehilangan dirinya sendiri. Kami putus asa dan tidak tahu harus mencari lagi di mana.

Sampai di suatu titik, peralatan kami tidak sengaja diketemukan di bawah loker . Di mana selama ini orang tidak pernah menyembunyikan barang di sana. Kami bahkan tidak tahu kata-kata apa yang bisa menjelaskan: disimpan, disembunyikan, diselamatkan, atau dihilangkan?

Yang jelas, terima kasih Tuhan, peralatan kami diketemukan.

Mengapa peralatan ditemukan di bawah loker?

Hal paling logis adalah, barang tersebut diletakkan di koridor akses lalu lalang. Yang mana itu akan mengganggu orang yang lewat.

Peralatan tersebut harus diamankan. Namun pertanyaannya, mengapa di bawah loker?

Karena di atas meja, siapa saja bisa memindahkan atau menggunakannya. Dan di atas mejalah, benda kecil bisa dipindahkan oleh orang dengan mudah.

Siapa yang menyembunyikan dan apa motifnya, saya belum tahu dan tidak ada yang memberi kesaksian.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Di saat teman-teman makan siang, ada seseorang yang menggeser peralatan tersebut. Dan saat ada tamu pabrik yang berkeliling, tidak ada yang menyadari benda kecil tersebut sudah dipindah.

Baru saat sore hari, kunci pas tersebut dicari dan ditemukan setelah satu jam pencarian.

Pelajaran berharga

Sekali lagi, komunikasi adalah kunci dari setiap hubungan. Termasuk di hubungan kerja.

Apabila personnel yang “menyelamatkan” kunci tadi memberitahu ke teman atau rekan kerja, maka tidak ada pencarian satu jam yang sia-sia.

Namun, tidak ada yang sia-sia.
Kami yakin dan percaya, hal tadi bisa menjadi pengingat kami agar tidak menyia-nyiakan dan lebih menghargai barang.

Di ambang keputusasaan (despair)

Cerita ini bermula tiga bulan lalu. Saat itu aku “ditekan” oleh management untuk naik kapasitas, di sinilah aku mulai berada di ambang keputusasaan.

[Warning: TRIGGER CONTENT.] Pada ambang keputusasaan, di sinilah aku bercerita di detik-detik terakhir hidupku. Sebelum kukatakan: selamat tinggal dunia.



Inikah akhir dari paragraf?
Jika ya maka terima kasih atas waktu dan kesempatan Anda yang sia-sia. Terima kasih sudah mau membaca.


Tentu saja tidak bung!
Aku masih hidup dengan semangat yang baru, tanpa adanya keputusasaan. Aku hanya butuh istirahat sesaat untuk menyadari bahwa aku telah berusaha keras. Buktinya aku masih standby dan masih bertahan di sini.

Cerita ini bermula tiga bulan lalu, di saat aku sedang mendapatkan tekanan management. Saat aku “memegang” tugas dan tanggung jawab untuk naik kapasitas 6 batch per hari, di sinilah aku mulai berada di ambang keputusasaan.

Aku sempat berpikir, apa aku mati saja?
Rupanya tidak begitu caranya,
aku masih bisa hidup dan bergerak. Aku harus berjuang, aku harus menyelesaikan tugas ini sampai akhir.

Tidak tahu, akhir apa yang menantiku: apakah neraka panjang yang tak berkesudahan atau akhir yang bahagia. Yang jelas, aku harus berjuang hingga akhir.

Berjuang, bergulat, guling-gulingan, berperang, sampai aku mendapatkan hasilnya.

Kenaikan kapasitas: 6 batch diawali dari permintaan pasar, dan tugas dari manajemen. Kita harus bisa memenuhi kapasitas pasar. Kita masih harus berjuang untuk menurunkan biaya produksi sekaligus meningkatkan produktivitas dari pabrik tua ini.

Awalnya aku yakin, aku bisa, aku bisa, aku bisa.
Hingga di suatu titik kehidupan aku gagal.
Dan aku tidak mendapat apa yang aku harapkan.
Dan depresi adalah temanku.

Aku sampai tidak punya semangat untuk berjuang.
Dan aku kehilangan motivasi ke kantor.

Kegagalan adalah teman, sampai kamu terbiasa dengannya.
Dan kini, aku sedang membiasakan diriku.

Di sini, aku mengingat kembali tujuanku masuk perusahaan untuk apa. Untuk berdampak, untuk memberikan pengaruh, dan untuk menunjukkan eksistensi keberadaanku. Aku harus ada, aku harus bangkit, dan aku harus menunjukkan antusiasmeku.

Batch demi-batch berlalu.
Kecepatan produksi kami naikkan
Dari 1 jadi 3 batch.
3 batch jadi 4 batch
Kemudian 4 batch jadi 5 batch
Dan 5 batch jadi 6 batch.

Akhirnya kami menyentuh angka 6.
Dan 6 batch inilah yang yang menjadi angka kami idam-idamkan.

Walau setelah itu pabrik mengalami masalah, tetapi kami sudah menyentuh angka 6. Di sinilah kebangkitan produksi dimulai. Di mana teman-teman sudah mengetahui strategi produksi, dan kami menyelesaikan tugas kami.

Saat ini masalah masih tetap ada, dan saya sudah dimutasi ke Plant lain.
Saatnya saya meninggalkan sesuatu untuk tim produksi, yaitu SOP dan troubleshooting list.

Selama masalah masih ada, maka perang akan tetap ada.
Untuk menyelesaikan peperangan yang berikutnya, mari kita berjuang bersama.
Untuk keluar dari ambang keputusasaan.

Driver gojek kita, pengantar sampel tercinta

Mengantar sampel adalah pekerjaan yang membosankan namun perlu dilakukan. Pasalnya, sampel adalah mata dari proses dan sampling adalah tindakan untuk “mengamati” proses yang sedang berjalan.

Untukmu para driver gojek yang sudah berjasa mengantarkan sampel, inilah lagu untuk kalian:

Eh tukang gojek
Tolong anterin sampel
Dua kantong kresek
Sudah dikasih label

Tak ada sampel, proses berjalan tanpa arah yang jelas.

Untuk proses yang sudah standar-pun masih perlu dilakukan pengambilan sampel agar kualitas produk tetap terjaga. Apalagi proses yang belum standar, tentu sampling juga harus dilakukan.


Kenapa antar sampel harus pake Go-Jek?

Pabrik ini jauh. Letaknya di pedalaman hutan

Bercanda. Tidak pedalaman-pedalaman banget, sih. Namun tempatnya yang tersembunyi membuatku kesulitan untuk keluar-masuk dari sini.

Sudah 30 x 2 menit per hari kuhabiskan untuk bolak-balik antar barang dari dan ke Lab QC. Kalau dipikir-pikir satu jamku habis hanya untuk pengantaran kantong kresek ini. Hal ini sangat-sangat tidak efektif dan efisien.

Kalau kata manager saya, kurang Lean.
Dengan demikian, ini tidak bisa saya teruskan.

Beruntungnya ada Gojek yang memiliki layanan Go-Send. Adapun mereka tak diperkenankan untuk masuk ke dalam pabrik, sehingga mereka tak bisa mengambil atau mengantar barang sampai dalam 🙁

Untungnya pos satpam kami bisa diajak bekerjasama, dengan mengizinkan kami menitip ke pihak-pihak terkait. Dan koordinasi antara pos-satpam sangat baik.

Kutitipkan dua kantong kresek itu kepada pak satpam. Beberapa menit kemudian, pak driver Gojek mengambil kresek ku dan barang diantar sampai pabrik sebelah, tempat sampel dianalisa.


Murah sekali, jangan sampai nggak di-reimburse

Bermodalkan Rp 8000,- ongkos kirim dan Rp 2.000,- asuransi dari Go-Pay, aku bisa medaratkan sampelku dengan selamat di pabrik tujuan.

“Murah sekali, ” pikirku.

Aku berencana melakukan “pengeboman” biaya pengiriman ini hingga aku mendapat 300 ribu, kira-kira. Atau 30x frekuensi pengantaran. Hingga suatu hari managerku menanyakan:

“Kamu pake uang siapa kemarin bayar Go-Send nya?”

“Uang saya pak”

“Udah di-klaim belum”

“Belum pak, gampang lah nanti”

“Kalo gitu sekalian bayarin Go-Jek anak saya ya 😁”

“Jangan dong Pak… iya kalo gitu saya klaim reimburse deh”

Akhirnya kulakukan upload kwitansi Go-Jek dan kuajukan reimbursement. Walau cuma Rp 50.000,-, kusadari frekuensinya sangat sering sehingga aku akan sering mengajukan klaim reimburse.


Untuk driver Gojek di luar sana, aku mau bilang, “Terima kasih sudah memudahkan pekerjaan kami, buruh korporat yang dikejar target dan output produksi. Terima kasih sudah mau meringankan pekerjaan kami yang harus berdinas antar-pabrik.”

Semoga driver gojek
tidak pernah capek
walau mengantar kresek
yang harganya kurang dari cepek.

File 9: Hilangnya sebuah pelarut

“Kemana perginya ya,” kata bosku yang bingung dengan pelarut yang hilang, sebanyak 3000 kg dalam waktu seminggu.

Aneh sekali, pelarut kami hilang, tak berbekas.
Hilang tanpa jejak,
Tanpa hiasan, tanpa lukisan

Akupun juga kebingungan.
Karena satu-satunya jawabanku saat itu adalah “menguap” tanpa jejak.

Kehilangan pelarut organik adalah suatu problem dalam industri kimia. Beberapa industri membuat suatu bagian bernama “solvent recovery”, yang berfungsi untuk mengurangi kehilangan pelarut serta mengurangi jumlah pelarut tambahan (make-up) yang harus dibeli.

Dengan demikian, biaya produksi jadi rendah.

Untuk pabrik sekelas ini, kehilangan pelarut (solvent losses) masih tinggi, dan itu hal yang wajar.
Namun bukan berarti dibiarkan terus-terusan, karena biaya operasional akan jadi lebih tinggi karenanya.

Kehilangan solvent hanya bisa dijawab dengan 2 hal:

Penyebab 1: Hilang Ke udara / menguap

Hilang ke udara adalah cara yang tepat untuk menjawab ke-mana solven tersebut pergi. Namun kita sendiri harus bertanggung jawab dengan pertanyaan lanjutan.

Kenapa bisa dibiarkan menguap?
Dari mana sumber penguapan solvent?

Kita sendiri harus melacak penguapan solven itu sendiri. Selain itu, penting adanya untuk membuat sistem pendinginan dengan cold trap , sehingga kehilangan solven bisa dicegah, dan solven akan terkumpul di tangki trapping. Sistem venting + cold trap, adalah suatu kombinasi yang tepat.

Di samping itu, penting untuk menjaga agar pelarut organik tidak disimpan di open atmosphere:

  • Menyimpan di tangki terbuka
  • Menyimpan di IBC terbuka
  • Menyimpan pada suatu bejana yang bocor ke atmosfer (terbuka)

Penyebab 2: Pelarut terjebak dalam emulsi / lemak / lumpur

Menggunakan fasa air yang mengandung padatan, rawan memunculkan emulsi. Selain itu karena pH yang tinggi (basa), emulsi akan cenderung terjadi. Hal inilah yang membuat organik susah terpisahkan.

Bila itu terjadi, akan sulit dimurnikan atau diambil dari fasa air. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah memecahkan emulsi, atau menguapkannya, dan kemudian mengembunkannya agar bisa dimanfaatkan lagi.

Untuk pabrik-pabrik yang belum punya pemungutan solven, pabrik harus mencegah emulsi, sehingga ketika solven organik dicampur dengan fasa air, emulsi tidak terbentuk dan menjebak solven organik.

Ada beberapa cara dalam menghindari masalah ini.

  • Gunakan pH rendah
  • pastikan untuk mengatur mixing speed
  • Hilangkan padatan sebelum dicampur dengan air

Menembus perut bumi dengan tongkat sakti

Empat jam sudah berlalu sejak aku masuk shift ini.
Dua jam sejak aku memegangi tongkat besi ini.
“Masih belum jebol juga,” kataku dalam hati.
Ini adalah pengalamanku melakukan commissioning dalam tekanan dan kepanikan.

Tidak-tidak.
Aku harus tetap tenang, semua orang membutuhkanku.

“Kita tidak boleh takut ya mas, kita bisa menyelesaikan ini,” kataku berusaha tetap tenang. Kataku sambil berusaha memikirkan cara terbaik untuk menjebolkan 60 cm padatan ini. Ampas tembakau yang menyumbat jalur masuk alat press ini, menjadi alasan proses sudah berhenti selama empat jam.

Udara tekan, sudah.
Air, sudah (malah tambah buruk.
Ditusuk, sudah.

Akhirnya aku tidak menyerah, semua cara kucoba dan kukeluarkan. Mengingat dulu aku pernah melakukannya.

Pertama-tama, kubongkar padatan-padatan di permukaan hingga aku menemukan padatan yang cukup lembek. Setelah itu aku basahi dengan air, dan kulakukan pencolokan ke arah dalam.

Pipa PVC 1 inch, besi pendek, besi panjang, semua sudah dicoba.
Yang kurang apa ya? Apa jangan-jangan kurang amal? hehehe…

Aku hanya yakin satu tongkat tebal ini adalah kunci. Dari sinilah, aku bisa menjebol satu lintasan ini.

Kuyakinkan kembali satu sodokan tongkat ini akan jebol.

Rupanya gagal. Satu tusukan belum mampu menembus dalamnya ampas tembakau ini. Kutarik lagi dan kucoba lebih dalam.

Rupanya belum berhasil juga. Kali ini aku ngotot dan aku jebol lebih dalam lagi. Kali ini aku masukkan semua tanganku ke dalam lubang. Dan akhirnya…

JRUSSS!

Dan aku berhasil… aku berhasil melakukannya.
Satu jebolan dari tangan kananku yang sudah masuk ke dalam box ini.

Ternyata, semuanya bahagia. Semua langsung berusaha untuk mengosongkan satu buah hopper ini.

“Berhasil, ” kataku dalam hati.

“Mantap Pak Damar, ” kata rekanku yang sangat-sangat antusias menungguku menjebol dari tadi.

Aku berhasil melakukannya. Aku berhasil untuk memindahkan ampas ini ke arah dalam dengan cara menusuk paksa. Kini aku percaya diri. Aku bisa menyelesaikan masalah dengan keyakinan dan kerja keras, dibarengi team work.

Hari ini aku menghargai kerja keras teamku, terlebih support atasanku juga sangat baik. Direkturku sampai manggut-manggut dan melihat upaya keras dalam diriku.

Pergantian shift berlangsung lancar, kali ini aku melakukannya dengan penuh tanggung jawab dan kerja keras.

Sore itu, satu tongkat sakti telah menembus perut bumi.
Dan aku pulang dengan kepuasan hati.

File 8: Overcooked (minyak gosong)

Kami semua sampai geleng-geleng kepala melihat minyak yang kami jumpai pagi hari ini, tiba-tiba berwarna coklat gelap. Gelapnya minyak sudah tidak bisa dikenali lagi, seperti minyak yang… gosong.

Jumat sore lalu, kami pulang dari pabrik meninggalkan proses di dalam tangki. Suatu campuran Minyak dengan asam sulfat 50%. Kami pulang dan membiarkan proses berjalan hingga senin.

Senin, pagi ini pukul 08.00, kami membuka bagian bawah tangki dan terkejut bahwa valve bagian bawah tangki… tidak bisa dibuka.

Terkejut mengingat tidak ada fasa selain cairan di sana, yang ada hanyalah minyak. Valve masih tidak bisa dibuka.

Ketika kami berhasil mengeluarkan produk itu, kami terkejut dan mendapati… bagian bawah tangki sudah habis digerus oleh karat…

Karat itu berwarna biru seperti logam, yang sudah termakan oleh asam. Inilah yang menjadi biang-kerok dari masalah di pagi hari ini. Kami meninggalkan asam di tangki yang tidak tahan asam.

Jika kami ingin salah-salahan, kami bisa saja bilang “salah siapa bikin tangki kok ga kuat asam?” Namun hal itu tentu bukan solusi.

Lesson learned, semua pihak aware dengan hal ini, semua operator tidak pernah meninggalkan asam di dalam sebuah tangki. Entah itu untuk jangka panjang maupun pendek, semua asam yang ditampung tidak boleh melebihi 4 jam waktu pendiaman.

Tapi masalah tidak berhenti di situ saja.
Mengapa minyaknya bisa gosong?

Kenapa minyak di kasus ini bisa gosong?

Kembali teringat, bahwa minyak ini juga bisa bereaksi dengan asam, teroksidasi dan membentuk senyawa karboksilat. Minyak ini bisa rusak karena asam, dan membentuk reaksi samping.

Selain itu, asam yang melarutkan logam, membawa warna logam ke dalam minyak, sehingga minyak akan melarutkan warna (pigmen). Hal ini membuat warna minyak semakin gelap.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Apa yang sebenarnya terjadi?
Minyak gosong?
Besi berkarat?

Apa arti dari semua ini?

Minyak yang gosong adalah efek dari terlalu lama menambahkan asam dalam minyak, dan bisa jadi karena pengadukan yang terlalu lama. Oleh karena itu proses bleaching dengan asam, dilakukan pada konsentrasi rendah (2,5%), dan pada waktu yang singkat (15 -60 menit).

Besi berkarat adalah efek dari meninggalkan asam terlalu lama dalam tangki. Adapun asam harus segera keluar (di-drain) dari tangki setelah pemisahan berlangsung sempurna (empat jam).

Dengan demikian, pemisahan dapat berlangsung dengan baik, dan kondisi alat akan terus terjaga.

Tentu saja, semua operator bersusah payah membersihkan noda karat asam pada tangki tersebut. Dan saya jadi pulang kemalaman karenanya…
Namun itulah pelajaran berharga, hanya bisa ditempuh lewat jalan berlatih.

File 10: Tak dapat (produk) apa-apa

“Sangat tidak bermutu.”
Aneh sekali, sudah berkali-kali kami pontang panting, bolak-balik sana-sini gulung-gulung gila-gilaan. Ternyata kami tidak mendapatkan produk apa-apa di akhir.

Well, tentu saja kami mendapatkan.
Mendapatkan cairan yang pekat sebesar 45 kg.

Cairan ini pekat, hitam, legam, dan tentu saja lengket.
Ini bukan produk yang kami inginkan. Ini adalah produk yang sudah bercampur residu (wax).

Hasil analisa QC tak memberikan kami penjelasan yang memuaskan.
Kadar Nicotine : 32%.

Mata kami terbelalak…

Sangat jauh dari idelitas. Jauh dari standar, dan jauh dari target yang diharapkan. Tapi mengapa ya?

Kenapa ya kira-kira?

Kita mulai dari kemurnian produk yang rendah dan penampilan yang kental, lengket, dan seperti lilin (wax).

Kemurnian produk menurun hingga 32%, karena impuritas yang terikut bersama dengan solvent yang mencakup seluruh emulsi, sisa tembakau, dan air. Hal ini yang menurunkan kemurnian hasil pemekatan evaporasi.

Pada kondisi khusus di mana pemisahan fasa air sudah dilakukan, masih terjadi penurunan impuritas, ini karena stem mengandung wax, dan terbawa dari proses ekstraksi ke produk akhir. Wax ini dipicu oleh batang tembakau yang terekstrak bersama dengan hexane yang terbawa dari fasa air, eks pemisahan.

Selanjutnya, mengapa kita mendapatkan hanya 45 kg produk?
Yang mana semula kami bisa mendapatkan lebih dari 200 kg produk?

Jawabannya, karena produk Nicotine tersebut tidak terekstraksi secara sempurna, entah di fase air, entah di fase hexane. Penting untuk menjaga rasio komposisi ekstraksi di fasa air, maupun minyak.

Selain itu, kekentalan air juga berpengaruh. Karena air yang jenuh, tentu tidak bisa mendapatkan ekstraksi yang maksimal.

Sama seperti kepala ini. Bila sudah terlalu jenuh, maka tentu saja tidak maksimal.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Air adalah sumber kehidupan.

Dalam hal ini, air berperan sebagai carrier zat. Apabila kualitas air yang jelek: membawa minyak maupun membawa sisa ampas, maka akan terjadi kekentalan serta kejenuhan.

Kualitas air haruslah sama tiap batch, apabila tidak mungkin sama, maka haruslah air dimurnikan atau dipisahkan.

Peredaran / sirkulasi air yang “sehat”, bebas minyak dan “sampah” akan memberikan kualitas produksi yang sehat pula. Dengan demikian, ekstraksi bisa dilakukan secara maksimal, dan hasilnya memuaskan.

File 8: Ketika Sulfat Muncrat

Sudah ke-tiga kalinya pipa reaktor ini bocor di jalur sulfat. Bukan masalah las-lasan. Ternyata inilah efek dari acid burning dari suatu reaksi penetralan yang eksotermis.

Kami mengepel lantai itu. Semua cairan kami tampung, semua tumpahan kami pel, dan semua asam berbahaya kami kembalikan ke tangki asam. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk mendapatkan lantai yang bebas dari tumpahan, dan proses untuk sementara dihentikan. Setidaknya sampai kondisi terkendali.

Aku di sini bersama operator, ketika para manager sudah pulang. Kebocoran reaktor ini bukan yang pertama kalinya, melainkan sudah 3x terjadi. Apakah benar terjadi kesalahan design?

Apabila perusahaan ini toksik, mungkin yang disalahkan adalah orang yang mendesain atau vendor. Namun, kami rasa ada solusi yang jauh lebih baik dari itu.

Kami melakukan evaluasi desain, dan tentunya perbaikan. Berikut adalah hasil temuan kami

Mengapa bisa terjadi kebocoran sulfat?

Sebab 1: Kelebihan tekanan

Desain dari reaktor pipa ini, asam mengalir dari samping. Hal ini tentu akan membuat tekanan pompa tidak mengalir dengan bebas. Pompa akan menekan asam, dan apabila aliran reaktor tidak lancar, tekanan tidak tersalurkan dengan baik, dan akhirnya terjadi pressure buildup.

Sebab 2: Eksotermis Asam-Basa

Terdapat peningkatan suhu yang drastis, bisa mencapai 130 derajat. Suhu ini bisa membuat pipa besi termasuk stainless mengalami penipisan (akibat korosi dan panas), hingga akhirnya bocor.

Sebab 3: High-Pressure drop

Sistem static mixer yang terlalu sempit, membuat ruang aliran terbatas. Apabila reaksi asam-basa membentuk garam dan polimer, maka terjadi pressure drop. Belum lagi apabila garam dan polimer tersebut menyumbat. Maka akan terjadi pressure buildup, dan akhirnya sistem mengalami overpressure.

Hasilnya, sistem akan mengalami kebocoran.

Solusi untuk mengatasi kebocoran sulfat?

Pada bagian ini, saya tidak akan menjawab pengelasan, karena pengelasan hanya bertahan 1-2 hari, kemudian terjadi lagi kebocoran. Solusi ada untuk tiap-tiap masalah berikut:

Solusi 1: Kelebihan tekanan – Pengubahan Pipa masuk asam sulfat

Jalur masuk asam, ditukar dari sebelumnya dari samping, menjadi dari atas. Sehingga asam bisa masuk secara gravity/ free flowing. Dengan ini potensi overpressure bisa dikurangi.

Sebab 2: Eksotermis Asam sulfat-Basa – penambahan plat teflon

Suhu akibat reaksi eksotermis asam-basa tidak bisa dihindari. Kita hanya bisa menambah plate lining dengan bahan teflon di area kebocoran tersebut. Karena pada area tersebut terbentuk hot-spot, sehingga menyebabkan penipisan plat logam dan kebocoran.

Sebab 3: High-Pressure drop – pelepasan Bagian corrugated plate di static mixer

High pressure drop diakibatkan besarnya sumbatan, dapat diatasi dengan penghilangan elemen kisi / packing dalam static mixer. Hal ini bermaksud agar superficial velocity tidak tinggi, dan flow area lebih leluasa. Sehingga kebocoran dalam alat bisa dihindari akibat tekanan yang berlebihan.


Mengatasi sulfat yang bocor perlu pengalaman dan jam terbang, serta pengetahuan sifat bahan yang baik. Dengan demikian, potensi kegagalan material akibat reaksi atau sifat bahan yang tersembunyi, dapat dihindari.

Pengalaman Horror Saat Commissioning Pabrik

Jam menunjukkan pukul 00.00 di laptop saya tengah mengetik ini.
Tepat tengah malam. Mari bercerita sedikit cerita “penghantar tidur” yang membuat bulu kuduk bergidik. Dari sudut pandang pabrik kimia.

Seringkali proses harus berjalan lewat tengah malam. Entah menjadi pegawai shift, atau karena saya memang menghendakinya (pulang larut malam). Dalam upaya saya menjalani hari-hari saya secara normal, ada saja hal yang tidak normal.

Realisme surealisme.
Adalah kata yang tepat menunjukkan pengalaman horror ini.

Tak melihat penampakan, hanya berupa gangguan.
Daripada menumpuk penasaran, saatnya pengalaman ini diceritakan.

Benda jatuh menimpa seng saat mengamati pompa di bak belakang (commissioning Kemutug)

Saya kala itu sendirian, di belakang bangunan utama pabrik dekat kolam air dan pompa air. Kala itu hanya saya, dan bayangan. Suara pompa, jangkrik, dan hewan malam menghiasi lahan itu, bersamaan dengan dinginnya malam dan mencekamnya malam.

Di tengah lamunan saya mengamati proses, saya mendengar suara.

BRAK!

“Apa itu,” kataku sambil menebar pandangan ke sekaliling. Aku tak menemukan ada benda yang bergerak atau bersuara setelah jatuh. Bahkan aku tidak tahu “benda” jatuh yang dimaksud itu apa.

Di sekelilingku terdapat pagar berduri yang menjulang tinggi. Tanpa pohon, setidaknya untuk jarak yang beralasan. Kecuali ada orang atau sesuatu yang iseng menggangguku dengan melempar barang.

Cahaya Senter yang terang benderang kulayangkan kesekeliling. Aku tak mendapati sisa benda yang jatuh. Setidaknya benda tadi cukup keras, mungkin 1 kilogram beratnya untuk mengeluarkan bunyi keras seperti itu.

“Tadi itu apa ya?”
“Mungkinkah itu benda keras? Atau sesuatu menghantam seng ini dengan keras”

Dengan langkah perlahan, aku berjalan ke luar dan menuju Plant Area. Setidaknya aku menghindari tempat untuk untuk sementara waktu.

Aku tidak ingin berasumsi, silakan imajinasi kalian berkelana sendiri.
Menutup pintu fakta dan informasi, agar tetap misteri dan tidak menghantui mimpi-mimpi.

Pindah Ke Pabrik Angker

“Iya, pabrik itu angker, mas. Pabrik njenengan yang sekarang, itu dulunya pabrik kayu lapis, yang sudah tutup 46 tahun,” kata Pak Dodo, tukang pijet yang sejak tadi mengurut punggungku.

“Oh gitu ya mas,” jawabku seraya merintih kesakitan.

Ternyata aku bekerja di pabrik angker. Pantas saja aku suka mendapatkan cerita-cerita aneh yang ternyata benar adanya.

Mulai dari siluman ular setengah badan dan diameternya 30 cm, atau sosok wanita berjubah putih yang berkeliling ke seluruh plant area. Yang jelas, jangan kencing sembarangan.

Atau nanti kantung kemihmu membengkak, seperti yang terjadi pada Pak Z.

Dipanggil dengan nama, atau tidak dengan nama. Tapi tidak ada orangnya

Cerita-cerita lain berdatangan. Mulai dari seorang petugas IT yang dipanggil saat sedang membenarkan kabel server. Atau personel produksi yang dipanggil namanya saat shift malam.

Mas N, sangat-sangat pelawak dan berpikiran positif hari-hari. Tak disangka, ketika sore itu dia sedang fokus dan asik membenarkan kabel di selatan gedung Kawasan Berikat. Tiba-tiba…

“WOY”

Mas N menebarkan pandangan ke sekeliling. Tak ada angin, tak ada hujan, tak ada siapa-siapa karena saat itu adalah waktu maghrib dan satu orang sedang beribadah yaitu Pak R. Semua personel lainnya sudah pulang pukul 5.30 tadi.

Ini adalah pabrik baru, hanya ada pagar di sekeliling, dan kebun dengan ilalang dan pohon-pohon besar. Dengan penuh waspada sambil berlari, mas N langsung memanggil security untuk bisa menemani pekerjaan nya di kawasan berikat.

Pak A namanya. Beliau adalah orang yang supel, senang bergaul, berpikiran positif, dan ramah. Beliau saat itu sedang shift malam di Vanilla building. Tiba-tiba, dia merasa ada yang memanggil namanya. Tapi suaranya terletak di atas… di atas pohon durian.

Dengan positive mind, beliau mendatangi pak satpam dan berkata.

“Pak, tadi njenengan manggil saya ya Pak?”
“Endak pak, bukan saya.”
“Lho terus siapa ya Pak yang manggil?”
“Oh di sini wajar mas, kalo malem ada yang iseng suka manggil-manggil nama orang. Gapapa, saran saya gausah digubris. Didiemin aja”

Gelas Aqua Mistis, proyek langsung selesai fantastis

Mas S dan Cak M. Mereka adalah duet maut pekerja proyek yang mengurus Mechanical dan Plumbing. Mereka terkenal cepat bekerja. Saat itu terdapat pekerjaan yang harus selesai di hari itu.

Jam menunjukkan pukul 17.30. Saat itu pabrik mulai sepi karena orang satu-persatu sudah mulai pulang.

Gedung pabrik itu indoor, penghawaannya kurang baik, dan cahaya masih minim.

Tiada angin tiada hujan, tiba-tiba:

SREEEETT

Gelas Aqua yang terdapat di sebelah mereka bekerja, bergeser sendiri. Bayangkan, satu gelas bisa geser sendiri. Tanpa ada yang menggerakkan.

Cepat-cepat mas S dan Cak M mengerjakan proyek hingga selesai, lalu mereka lari terbirit-birit.

Hati-hati ada yang mengintip…

Pak I adalah salah satu personel electrical. Kabel adalah makanan sehari-hari beliau. Saat itu, beliau bersama orang-orang sedang menggarap kabel di bagian plafon.

Plaffon pabrik itu hanya setinggi 3 meter dari atas tanah, dan hanya 1 meter untuk menyentuh bagian langit-langit. Mereka harus meringkuk jika ingin masuk dan memasang.

Pak I mensupervisi pekerjaan. Di sela-sela pekerjaan proses, ekor matanya menangkap sesuatu dari pintu kecil tempat beliau masuk tadi.

Ternyata… ada kepala yang mengintip.

Kepala itu kecil, berambut panjang dan menyeringai tersenyum.


Tindihan dan dielus-elus makhluk halus

Pengalaman ini saya alami sendiri.

Hari itu senin malam, saya kelelahan bekerja dan pulang ke kontrakan. Malam itu saya sendiri karena personel lain belum pulang dari kampung halaman.

Saya tidur di kamar dalam, dengan satu kasur di atas dipan, sehingga ada kolong tempat tidur yang mana itu adalah tempat yang menakutkan.

Di tengah alam tidur, saya mendengarkan ada suara. Suara orang bertengkar, suara air mengalir, dan suara tertawa.

Sesaat sebelum saya bisa merasakan tubuh saya, saya merasa… ada yang mengelus-elus di sekitar tengkuk.

Penasaran, ingin saya membalikkan badan saya dan mengecek siapa yang melakukannya. (Catatan: ini hanya bisa dilakukan kalau saya berani, masalahnya tidak. saya saat itu hanya bisa berdoa dan terus memejamkan mata).

Saya tidak bisa menggerakkan badan sedikitpun. Dan rasanya gelap sekali, padahal lampu rumah sudah saya nyalakan semuanya.

Setelah mengalami sekitar 30 menit tindihan, saya mulai masuk ke alam tidur.


Tidak hanya sampai di situ, ternyata pengalaman serupa terjadi saat saya tidur di pos satpam pabrik. Kali ini saya mengalami hal yang ekstrim. Badan saya tidak hanya dielus, tapi seluruh tubuh saya bergetar, saya mengalami kebingungan dalam mengetahui atas dan bawah, karena kaki saya seolah-olah sedang menempel di langit-langit ruangan.

Saya merasa, badan saya sedang diputar-balikkan.
Hanya satu dua baris kalimat doa dan saya bisa masuk ke alam tidur dan lepas dari gangguan-gangguan tersebut.


Sepertinya cukup banyak yang saya ceritakan. Nantikan cerita commissioningku selanjutnya 🙂

Pergi Pagi Pulang Pagi

Pergi pagi pulang pagi.
Bukan lagu tapi realita hidup ini

Menjadi engineer, lebih tepatnya insinyur suatu pabrik kimia adalah panggilan jiwa yang selama ini kujalani. Bukan sebatas keharusan atau gaji atau loyalitas, menjadi insinyur yang tak kenal waktu adalah pekerjaan yang mengharuskan untuk datang pagi dan pulang pagi lagi.

Tentu saja tidak setiap hari
Biasanya saat produk dikejar hari-ke-hari.

Selalu datang pagi

Saya adalah orang morning person. Saya beraktivitas sangat keras di pagi hari. Ini adalah ritme hidup saya. Saya suka datang pagi karena di pagi hari banyak aktivitas yang bisa saya kerjakan. Bukan cuma itu, saya juga lebih update dengan kondisi plant, jika saya datang pagi hari.

Hal ini tentu bertentangan bagi sebagian orang. Orang yang datang lebih siang, akan pulang lebih sore. Sebaliknya, saya menghindari pulang sore (apabila tidak ada panggilan jiwa khusus untuk mengerjakan tugas-tugas). Di sini saya menghindari pulang sore hari karena tentu ada hal yang saya lakukan seperti kursus, olahraga, ataupun mengembangkan diri. Hal tersebut hilang apabila saya mendapatkan panggilan jiwa untuk mengerjakan tugas utama pabrik.

Pulang dini hari

Saya sadari bahwa dalam pelaksanaannya, saya bersama manager dan orang-orang pilihan management. Mereka harus menjalankan tugas, siang dan malam. Tentu saja agar mereka bisa mencapai sasaran management pada waktunya dan sesuai point sasarannya.

Hal ini saya sadari melihat spirit orang-orang hebat: Pak Manager 1 dan General Manager saya. Mereka siap untuk pulang dini hari demi mengejar target pabrik dan melaporkannya pada management.

Pernah saya pulang jam 5 pagi, karena mengamati kinerja alat dan memulai proses di pabrik kimia. Saya takut fisik saya akan ngedrop, dan ternyata benar… saya drop di hari keempat saya bekerja (Kamis). Ini membuat saya harus beraktivitas dengan maksimal di hari-hari selanjutnya.

Saya sampai membuat surat izin karena badan saya drop dan saya jatuh sakit (tidak bisa bergerak).


Pergi pagi pulang pagi bagi saya bukan suatu keterpaksaan. Pergi pagi karena saya memang morning person, pulang pagi karena saya menghidupi semangat management. Ini membuat saya bisa lebih sigap dan siap dalam melihat tantangan dan peluang karir bagi saya dalam beberapa tahun ke depan, di dalam perusahaan ini.